SISTEM EKONOMI INDONESIA
1. Pengertian Sistem
Sistem berasal dari kata “systÄ“ma” (dalam
Bahasa Yunani) yang mengandung arti “keseluruhan dari bermacam-macam bagian “.
Pengertian sistem menurut beberapa ahli:
L. James Havery:
“Menurut dia sistem adalah prosedur logis dan
rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan
yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha
mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.“
C.W. Churchman:
C.W. Churchman:
“Menurutnya sistem adalah seperangkat
bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan.
Jadi, secara keseluruhan Sistem adalah suatu organisasi besar yang
menjalin berbagai subyek dan obyek serta perangkat kelembagaan dalam suatu
tatanan tertentu.
Subyek dan obyek:
·
Sistem kemayaraatan: orang atau masyarakat
·
Sistem kehidupan/lingkungan: makluk hidup dan benda
alam
·
Sistem peralatan: barang/alat
·
Sistem informasi: data, catatan, dan fakta
Perangkat kelembagaan:
lembaga/wadah subyek melakukan hubungan, cara dan mekanisme yang menjalin
hubungan.
Tatanan/kaidah:
norma/peraturan yang mengatur hubungan subyek/obyek agar berjalan serasi.
2. Sistem Ekonomi dan Sistem Politik
Dumairy (1996), sistem ekonomi adalah sistem
yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat
kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan.
Sistem ekonomi:
·
Subyek/obyek: manusia (subyek) dan barang ekonomi (obyek)
·
Perangkat kelembagaan: lembaga ekonomi formal dan
non formal dan cara serta mekanisme hubungan
·
Tatanan: hukum dan peraturan perekonomian
Sheridan (1998), economic system refers to the way
people perform economic activities in their search for personal happiness.
Sanusi (2000) sistem ekonomi merupakan suatu
organisasi yang terdiri dari sejumlah lembaga/pranata (ekonomi, sosial dan ide)
yang saling mempengaruhi yang ditujukan ke arah pemecahan masalah pokok setiap
perekonomian... produksi, distribusi, konsumsi.
Sanusi (2000), perbedaan antar sistem ekonomi
dilihat dari ciri:
·
Kebebasan konsumen dalam memilih barang dan jasa
yang dibutuhkan
·
Kebebasan masyarakat memilih lapangan kerja
·
Pengaturan pemilihan/pemakaian alat produksi
·
Pemilihan usaha yang dimanifestasikan dalam
tanggungjawab manajer
·
Pengaturan atas keuntungan usaha yang diperoleh
·
Pengaturan motivasi usaha
·
Pembentukan harga barang konsumsi dan produksi
·
Penentuan pertumbuhan ekonomi
·
Pengendalian stabilitas ekonomi
·
Pengambilan keputusan
·
Pelaksanaan pemerataan kesejahteraan
Benang merah hubungan
sistem ekonomi dan sistem politik
KUTUB A
|
KONTEKS
|
KUTUB Z
|
Liberalisme
|
Ideoligi politik
|
Komunisme (menghapus
hak perorangan)
|
Demokrasi
|
Rejim pemerintahan
|
Otokrasi atau otoriter (kekuasaan tak terbatas)
|
Egaliterisme
(Berderajad sama)
|
Penyelenggaraan kenegaraan
|
Etatitsme (Lebih
mementingkan negara)
|
Desentralisme
|
Struktur birokrasi
|
Sentralisme
|
Kapitalisme
|
Ideologi ekonomi
|
Sosialisme
|
Mekanisme pasar
|
Pengelolaan ekonomi
|
Perencanaan terpusat
|
Perbedaan sistem ekonomi
suatu negara dapat ditinjau dari beberapa sudut:
·
Sistem kepemilikan sumber daya atau faktor-faktor
produksi
·
Keleluasaan masyarakat untuk berkompetisi dan
menerima imbalan atas prestasi kerja
·
Kadar peranan pemerintah dalam mengatur,
mengarahkan dan merencanakan kehidupan bisnis
dan perekonomian pada umumnya
3. Kapitalisme dan Sosialisme
Ada 4 sistem dalam ekonomi, berikut adalah macam-macam
sistem ekonomi :
1. Sistem Ekonomi Tradisional
2. Sistem Ekonomi Sosialis/Terpusat
3. Sistem Ekonomi Bebas/Liberal
4. Sistem Ekonomi Campuran
Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem ini memiliki tradisi aktivitas ekonomi
yang dilakukan secara turun-temurun. Dan masyarakatnya tetap menjaga nilai
budaya setempat, sehingga kegiatan perekonomiannya masih bergotong-royong dan
kekeluargaan.
Adapun ciri-ciri dari sistem ekonomi tradisional antara
lain adalah sebagai berikut
·
Pembagian struktur
kerja belum ada
·
Masih menggunakan
tukar-menukar barang/barter
·
Sifat kekeluargaan
tergolong tinggi
·
Proses produksinya
tergantung pada alam,misalnya bertani, berladang, berkebun dan sebagainya
·
Alat untuk
memproduksi sangat sederhana.
Sistem Ekonomi
Sosialis/Terpusat
Sistem ekonomi terpusat yang disebut juga sistem ekonomi sosialis adalah
suatu sistem ekonomi yang seluruh sumber daya dan pengolahannya direncanakan
dan dikendalikan oleh pemerintah. Sistem ekonomi terpusat memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
·
Negara menguasai
semua alat produksi
·
Produksi dilakukan
untuk kebutuhan masyarakat
·
Kegiatan ekonomi
direncanakan oleh negara dan diatur pemerintah secara terpusat
·
Hak milik individu
tidak diakui
·
Pemerintah mengatur
kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi
Sistem Ekonomi Bebas/Liberal
Sistem ekonomi liberal yaitu sistem ekonomi di mana pengelolaan ekonomi
diatur oleh kekuatan pasar (permintaan dan penawaran). Sistem ekonomi ini
menghendaki adanya kebebasan individu dalam melakukan kegiatan ekonomi.
Artinya, setiap individu diakui keberadaanya dan mereka bebas bersaing.
Ciri-cirinya :
·
Harga barang
ditentukan oleh pasar
·
Timbulnya persaingan
bebas
·
Adanya pengakuan
terhadap hak individu
·
Setiap individu bebas
mengejar keuntungan
·
Modal memegang
peranan sangat penting.
Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran adalah sistem ekonomi yang berusaha mengurangi
kelemahan-kelemahan yang timbul dalam sistem ekonomi terpusat dan sistem
ekonomi pasar. Ciri-ciri dari sistem ekonomi campuran :
·
Adanya campur tangan
pemerintah dalam perekonomian
·
Adanya pihak swasta
yang ikut berperan dalam kegiatan perekonomian
4. Persaingan Terkendali
Pemerintah turut mengatur penyediaan bidang pendidikan/
keahlian, berdasarkan proyeksi kebutuhan. Jadi, tidak sepenuhnya dilepas kepada
pihak swasta. Pemerintah mengendalikannya dengan membaca prioritas-prioritas
bidang usaha, termasuk juga prioritas lokasi usaha. Pemerintah justru mengatur
ketentuan upah minimum bagi pekerja, agar memenuhi standar kebutuhan hidup
minimum yang layak.
Untuk mengetahui sistem ekonomi yang dianut
oleh suatu negara, maka perlu dianalisis kandungan faktor-faktor tersebut
diatas.
Sistem ekonomi Indonesia
(sistem persaingan terkendali);
·
Bukan kapitalis dan bukan sosialis. Indoensia
mengakui kepemilikan individu terhadap sumber ekonomi, kecuali sumber ekonomi
yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara sesuai dengan UUD
45.
·
Pengakuan terhadap kompetisi antar individu
dalam meningkatkan taraf hidup dan antar badan usaha untuk mencari keuntungan,
tapi pemerintah juga mengatur bidang pendidikan, ketenagakerjaan, persaingan,
dan membuka prioritas usaha.
·
Pengakuan terhadap penerimaan imbalan oleh
individu atas prestasi kerja dan badan
usaha dalam mencari keuntungan. Pemerintah mengatur upah kerja minimum dan
hukum perburuhan.
·
Pengelolaan ekonomi tidak sepenuhnya percaya kepada
pasar. Pemerintah juga bermain dalam perekonomian melalui BUMN dan BUMD serta
departemen teknis untuk membantu meningkatkan kemampuan wirausahawan (UKM) dan
membantu permodalan.
Kesimpulannya adalah, bahwa iklim persaingan
berekonomi dan kompetisi berbisnis di Indonesia bukanlah persaingan yang
bebas-lepas, melainkan persaingan yang terencana-terkendali.
5.
Kadar
Kapitalisme dan Sosialisme
Unsur kapitalisme dan sosialisme yang ada dalam
sistem ekonomi Indonesia dapat dilihat dari sudut berikut ini:
·
Pendekatan faktual struktural yakni menelaah
peranan pemerintah dalam perekonomian. Pendekatan untuk mengukur kadar campur tangan pemerintah
menggunakan kesamaan Agregat Keynesian.
Y = C + I + G + (X-M)
Y adalah pendapatan nasional.
Berdasarkan rumus tersebut dapat dilihat peranan pemerintah melalui
variable G (pengeluaran pemerintah) dan I (investasi yang dilakukan oleh
pemerintah) serta (X-M) yang dilakukan oleh pemerintah.
Pengukuran kadar pemerintah juga dapat dilihat dari
peranan pemerintah secara sektoral terutama dalam pengaturan bisnis dan
penentuan harga. Pemerintah hampir mengatur bisnis dan harga untuk setiap
sector usaha.
·
Pendekatan sejarah yakni menelusuri
pengorganisasian perekonomian Indoensia dari waktu ke waktu.
Berdasarkan sejarah, Indonesia dalam pengeloaan ekonomi
tidak pernah terlalu berat kepada kapitalisme atau sosialisme.
Percobaan untuk
mengikuti sistem kapitalis yang dilakukan oleh berbagai kabinet menghasilkan
keterpurukan ekonomi hinggá akhir tahun 1959.
Percobaan untuk
mengikuti sistem sosialis yang dilakukan oleh Presiden I menghasilkan
keterpurukan ekonomi hiinggá akhir tahun 1965.
Soal Sistem Ekonomi Indonesia
1.
Sistem
berasal dari kata “systÄ“ma” (dalam Bahasa Yunani) yang mengandung arti?
a.
Keseluruhan dari bermacam-macam bagian
b.
Sebagian
dari bermacam-macam bagian
c.
Keseluruhan
dari satu bagian
d.
Keseluruhan
dari keselarasan
2.
Sistem
ekonomi terdiri dari....
a.
Subyek/obyek,
perangkat kelembagaan, kewajiban
b.
Perangkat
kelembagaan, tatanan, obyek
c.
Subyek/obyek, perangkat kelembagaan, tatanan
d.
Tata
tertib, subyek, lembaga
3.
Ada 4 sistem dalam
ekonomi, berikut adalah macam-macam sistem ekonomi :
1. Sistem Ekonomi Tradisional
2. Sistem Ekonomi Modern
3. Sistem Ekonomi Sosialis/Terpusat
4. Sistem Ekonomi Bebas/Liberal
5. Sistem Ekonomi Terikat
6. Sistem Ekonomi Campuran
Manakah yang termasuk 4 sistem dalam ekonomi?
a.
1, 2,
3, 4
b.
1, 3, 4, 6
c.
2, 4,
5, 6
d.
2, 3,
5, 6
4.
“.......adalah suatu
sistem ekonomi yang seluruh sumber daya dan pengolahannya direncanakan dan
dikendalikan oleh pemerintah.”
Kalimat diatas merupakan pengertian dari?
a.
Sistem
Ekonomi Modern
b.
Sistem
Ekonomi Tradisional
c.
Sistem
Ekonomi Liberal
d.
Sistem Ekonomi Sosialis/Terpusat
5.
Rumus
untuk mencari pendapatan nasional menurut pendekatan faktual adalah
a.
Y = C + I + G + (X-M)
b.
Y – C –
I + G = (X-M)
c.
Y = C –
I – G + (X – M)
d.
Y = C –
I – G – (X – M)
SEJARAH EKONOMI INDONESIA
1. Sejarah Prakolonialisme
Sejarah Indonesia sebelum masuknya
kolonialisme asing terutama Eropa, adalah sejarah migrasi yang memiliki
karakter atau sifat utama berupa perang dan penaklukan satu suku bangsa atau
bangsa terhadap suku bangsa atau bangsa lainnya. Pada periode yang kita kenal
sebagai zaman pra sejarah, maka dapat diketemukan bahwa wilayah yang saat ini
kita sebut sebagai Indonesia, telah menjadi tujuan migrasi suku bangsa yang
berasal dari wilayah lain. 2000 atau 3000 sebelum Masehi, suku bangsa Mohn Kmer
dari daratan Tiongkok bermigrasi di Indonesia karena terdesaknya posisi mereka
akibat berkecamuknya perang antar suku.
Kedatangan mereka dalam rangka
mendapatkan wilayah baru, dan hal tersebut berarti mereka harus menaklukan suku
bangsa lain yang telah berdiam lebih dulu di Indonesia. Karena mereka memiliki
tingkat kebudayaan yang lebih tinggi berupa alat kerja dan perkakas produksi
serta perang yang lebih maju, maka upaya penaklukan berjalan dengan lancar.
Selain menguasai wilayah baru, mereka juga menjadikan suku bangsa yang
dikalahkanya sebagai budak. Pada perkembangannya, bangsa-bangsa lain yang lebih
maju peradabannya, datang ke Indonesia, mula-mula sebagai tempat persinggahan
dalam perjalanan dagang mereka, dan kemudian berkembang menjadi upaya yang
lebih terorganisasi untuk penguasaan wilayah, hasil bumi maupun jalur perdagangan.
Seperti misalnya kedatangan suku bangsa Dravida dari daratan India -yang sedang
mengalami puncak kejayaan masa perbudakan di negeri asalnya- , berhasil
mendirikan kekuasaan di beberapa tempat seperti Sumatra dan Kalimantan.
Mereka memperkenalkan pengorganisasian
kekuasaan dan politik secara lebih terpusat dalam bentuk berdirinya kerajaan
kerajaan Hindu dan Budha. Berdirinya kerajaan-kerajaan tersebut juga menandai
zaman keemasan dari masa kepemilikan budak di Nusantara yang puncaknya terjadi
pada periode kekuasaan kerajaan Majapahit. Seiring dengan perkembangan
perdagangan, maka juga terjadi emigrasi dari para saudagar dan pedagang dari
daratan Arab yang kemudian mendirikan kerajaan-kerajaan Islam baru di daerah
pesisir pantai untuk melakukan penguasaan atas bandar-bandar perdagangan.
Berdirinya kerajaan Islam telah mendesak kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha ke
daerah pedalaman, dan mulai memperkenalkan sistem bercocok tanam atau pertanian
yang lebih maju dari sebelumnya berupa pembangunan irigasi dan perbaikan teknik
pertanian, menandai mulai berkembangnya zaman feudalisme. Pendatang dari Cina
juga banyak berdatangan terutama dengan maksud mengembangkan perdagangan
seperti misalnya ekspedisi kapal dagang Cina di bawah pimpinan Laksamana Ceng
Hong yang mendarat di Semarang. Pada masa ini juga sudah berlangsung migrasi
orang-orang Jawa ke semenanjung Malaya yang singgah di Malaysia dan Singapura
untuk bekerja sementara waktu guna mengumpulkan uang agar bisa melanjutkan
perjalanan ke Mekah dalam rangka ziarah agama. Demikian juga orang-orang di
pulau Sangir Talaud yang bermigrasi ke Mindano (Pilipina Selatan) karena
letaknya yang sangat dekat secara geografis.
Dari catatan sejarah yang sangat
ringkas tersebut, maka kita dapat menemukan beberapa ciri dari gerakan migrasi
awal yang berlangsung di masa-masa tersebut. Pertama, wilayah Nusantara menjadi
tujuan migrasi besar-besaran dari berbagai suku bangsa lain di luar wilayah
nusantara. Sekalipun pada saat itu belum dikenal batas-batas negara, tetapi
sudah terdapat migrasi yang bersifat internasional mengingat suku-suku bangsa
pendatang berasal dari daerah yang sangat jauh letaknya. Kedua, motif atau
alasan terjadinya migrasi pertama-tama adalah ekonomi (pencarian wilayah baru
untuk tinggal dan hidup, penguasaan sumber-sumber ekonomi dan jalur
perdagangan) dan realisasi hal tersebut menuntut adanya kekuasaan politik dan
penyebaran kebudayaan pendukung. Ketiga, proses migrasi tersebut ditandai
dengan berlangsungnya perang dan penaklukan, cara-cara yang paling vulgar dalam
sejarah umat manusia. Keempat, migrasi juga telah mendorong perkembangan sistem
yang lebih maju dari masa sebelumnya seperti pengenalan organisasi kekuasaan
yang menjadi cikal bakal negara (state) dan juga sistem pertanian.
2. Sistem Monopoli VOC
Kebijakan pemerintah
kolonial yang paling lama di Indonesia adalah monopoli perdagangan oleh VOC.
Dua abad sejak berdiri, pengaruh VOC baik di bidang ekonomi maupun politik
sudah tersebar di berbagai wilayah Indonesia. VOC telah mengambil banyak
keuntungandari pelaksanaan monopoli perdagangan terutama rempah-rempah. Zaman
kolonial di Indonesia sesungguhnya sudah dimulai sejak tahun 1511 setelah bangsa
Portugis menduduki Malaka dan tahun kemudian menduduki Maluku. Kolonialisme
berasaI dari nama seorang petani Romawi yaitu Colonus yang pergi jauh untuk
mencari tanah yang belum dikerjakan. Lama-lama banyak orang yang tertarik dan
mengikuti jejaknya. Mereka kemudian bersama-sama menetap di suatu tempat yang
baru tersebut yang kemudian disebut colonia.
VOC yang berdiri pada
tanggal 20 Maret 1602 tersebut terus berkembang dan berhasil menguasai beberapa
daerah penghasil rempah-rempah di Indonesia, hal ini karena VOC merupakan wakil
resmi dari kerajaan Belanda dengan diberikan hak Octrooi (hak istimewa) antara
lain:
a. Hak monopoli perdagangan
b. Hak mencetak dan mengeluarkan uang
c. Hak mengadakan perjanjian
d. Hak mengumumkan perang
e. Hak menjalankan kekuasaan kehakiman
f. Hak memungut pajak
g. Hak memiliki angkatan perang
h. Hak menyelenggarakan pemerintahan sendiri
Dengan hak-hak istimewa yang dimiliki oleh VOC, maka
kongsi dagang yang sering disebut Kompeni ini berkembang dengan cepat.
Kedudukan Portugis mulai terdesak, dan bendera Kompeni mulai berkibar.
Pada saat itu, dalam upaya memperlancar aktivitas
organisasi, VOC pada tahun 1610 memutuskan untuk membentuk jabatan Gouverneur
Generaal sebagai wakil Heeren XVII di Asia, yang pada waktu itu berkedudukan di
Maluku. Gubernur Jenderal VOC pertama Pieter Booth.
Kebijakan ekspansif itu semakin mudah untuk
diwujudkan ketika Jan Pieterszoon Coen yang bersemboyan "tidak ada
perdagangan tanpa perang dan juga tidak ada perang tanpa perdagangan"
diangkat menjadi Gouverneur Generaal pada tahun 1619. Ia memindahkan pos dagang
VOC di Banten dan kantor pusat VOC dari Maluku ke Batavia, dalam persaingan
dengan sesama Barat memperkuat kepercayaan diri VOC, sehingga Portugis terpaksa
harus segera pergi dari kepulauan Maluku dan kemudian menyerahkan Melaka kepada
VOC pada tahun 1641. Sebelum itu, Belanda dengan keunggulan senjata dan
memanfaatkan kompetisi dan konflik di antara penguasa lokalnya, berhasil
memonopoli perdagangan pala, fuli dan cengkeh di Maluku.
Bentuk aturan paksaaan VOC yang diterapkan di
Indonesia, antara lain:
a.
Aturan monopoli
dagang, yaitu menguasai sendiri seluruh perdagangan rempah-rempah di Indonesia
b.
Contingen
Stelsel, yaitu pajak yang harus dibayar oleh rakyat dengan menyerahkan hasil
bumi
c.
Verplichte
Leverantie, yaitu kewajiban menjual hasil bumi hanya kepada VOC dengan harga
yang telah ditetapkan
d.
Preangerstelsel,
yaitu kewajiban yang dibebankan kepada rakyat Priangan untuk menanam kopi
Kompeni mengikat raja-raja dengan berbagai
perjanjian yang merugikan. Makin lama Kompeni makin berubah menjadi kekuatan
yang tidak hanya berdagang, tetapi ikut mengendalikan pemerintahan di
Indonesia. Kompeni mempunyai pegawai dan anggota tentara yang semakin banyak.
Daerah kekuasaannya pun semakin luas. Tentu Kompeni membutuhkan biaya besar untuk
memelihara pegawai dan tentaranya. Biaya itu diambil dari penduduk. Pada zaman
kompeni penduduk kerajaan-kerajaan diharuskan menyerahkan hasil bumi seperti
beras, lada, kopi, rempah-rempah, kayu jati dan lain sebagainya kepada VOC.
Hasil bumi itu harus dikumpulkan pada kepala desa dan untuk setiap desa
ditetapkan jatah tertentu. Kemudian kepala desa menyerahkannya kepada bupati
untuk disampaikan kepada Kompeni. Tentu saja Kompeni tidak mendapatkannya
dengan gratis, tetapi juga memberi imbalan berupa harga hasil bumi itu. Tetapi
harga itu ditetapkan oleh Kompeni, dan tidak ada tawar-menawar terlebih dahulu.
Lagi pula, uang harga pembelian itu tidak untuk sampai ke tangan petani di
desa-desa. Biasanya uang itu sudah dipotong oleh pegawai-pegawai VOC maupun
oleh kepala-kepala daerah pribumi.
3. Sistem Tanam Paksa
Tanam Paksa atau biasa
disebut Cultuurstelsel merupakan sistem yang bertujuan dan bermanfaat bagi
belanda, Tanam Paksa adalah Peraturan Mempekerjakan seseorang
dengan paksa yang sangat merugikan pekerja, dan tampa diberi gaji dan tampa
istirahat. Sistem Tanam Paksa telah menjadi sejarah bagi Rakyat indonesia untuk
itu mari kita membahasan Tanam Paksa dari proses-proses tanam paksa dan
penyebab dari kemunculan tanam paksa yang sangat merugikan Pekerja indonesia
serta mengapa indonesia sulit untuk melepaskan diri dari sistem tanam paksa
yang memiliki ketentuan-ketentuan pokok dalam sistem tersebut sehingga Tanam
Paksa tersebut terus berlangsung dan apakah tidak ada yang merasa kasihan dan
bahkan menentang sistem tanam paksa itu Untuk itu mari kita lihat Sejarah Sistem
Tanam Paksa yang dimulai pada tahun 1816 pemerintahan kolonia
belanda kembali berkuasa di Indonesia. Pada awalnya sebagai pemegang jabatan
gubernur jenderal Hindia belanda adalah Baron van der Dapellen. Ia mencoba
menerapkan politik liberal ada masa kekuasaannya. Namun, kebijakan itu
mengalami kegagalan. penyebabnya, antara lain sebagai berikut:
a. Kebijakan politik liberal tidak sesuai dengan sistem
feodal di indonesia terutama di jawa
b. Struktur birokrasi feodal yang panjang dan berbelit
menyebabkan pemerintah tidak dapat berhubungan langsung dengan rakyat:
c. Kas negara makin kosong akibat Perang Diponegoro
yang tidak kunjung selesai:
d. Kesulitan keuangan makin membesar setelah Belgia
sebagai salah satu sumber dana melepaskan diri dari Belanda pada tahun 1830:
e. Ekspor Belanda kalah bersaing dengan Ingris.
Belajar dan kegagalan
itu, pada tahun 1830 Belanda melantik Johannes van den Bosch menjadi
Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Johannes van den Bosch kemudian melaksanakan
politik konservatif meniru gaya pemerintahan Daendels dan Raffles yaitu dengan
mengeksploitasi tenaga kerja penduduk pribumi. Program kerja Van den Bosch itu
lebih dikenal dengan nama Sistem Tanam Paksa atau Cuhuurstelsel.
Tujuan utama
Sistem Tanam Paksa
tersebut adalah mempero1eh pendapatan yang besar dengan mewajibkan menanam
tanaman dagang yang laku dan dibutuhkan di pasaran Eropa. seperti tebu, nila,
teh, kopi, tembakau, kayu manis, dan kapas.
Ketentuan pokok Sistem Tanam Paksa, antara lain
sebagai berikut :
a. Para petani yang mempunyai tanah diminta menyediakan
seperlima tanahnya untuk ditanami tanaman perdagangan yang sudah
ditentukan.
b. Bagian tanah yang digunakan untuk menanam tanaman
wajib tersebut dibebaskan dari pembayaran pajak.
c. Hasil dari penanaman tanaman perdagangan itu harus
diserahkan kepada pemerintah Belanda. Setiap kelebihan hasil panen dan nilai
pajaknya akan dibayarkan kembali sisanya.
d. Tenaga dan waktu untuk menggarap tanaman perdagangan
tidak melebihi dari tenaga dan waktu dalam menanam padi.
e. Kegagalan panen tanaman wajib menjadi tanggung jawab
pemerintah
f. Bagi mereka yang tidak memiliki tanah, wajib bekerja
selama 66 hari dalam setahunnya di perkebunan milik pemerintah.
g. Penggarapan tanah untuk tanaman wajib akan diawasi
langsung oleh penguasa pribumi. Pegawai Belanda secara umum mengawasi jalanna
penggarapan dan pengangkutannya.
Dalam pelaksanaannya
peraturan yang telah ditetapkan seringkali tidak dipatuhi. Berbagai
penyimpangan terjadi, seperti:
·
Sawah dan ladang
rakyat terbengkalai karena perhatian dipusatkan pada penanaman tanaman wajib.
·
Rakyat yang
tidak memiliki tanah harus bekerja melebihi waktu yang ditentukan.
·
Luas lahan untuk
penanaman tanaman wajib melebihi dari seperlima lahan garapan.
·
Lahan yang
disediakan untukpenanaman tanaman wajib tetap dikenakan pajaktanah.
·
Kelebihan hasil
panen dan jumlah pajak yang hams dibayar tidak dikembalikan.
·
Kegagalan panen
tanaman wajib tetap menjadi tanggung jawab petani.
Berbagai penyimpangan terhadap pelaksanaan Sistem
Tanam Paksa itu telah mengakibatkan penderitaan yang sangat besar bagi rakyat
pedesaan di Pulau Jawa. Timbul bahaya kelaparan dan wabah penyakit di
mana-mana. sehingga angka kematian makin besar. Bahya kelaparan menimbulkan
korban jiwa yang mengerikan terjadi di daerah Cirebon (1843), Demak (1849), dan
Grobogan (1850). Hal ini mengakibatkan jumlah penduduk di daerah-daerah
tersebut turun drastis. Di samping itu, juga terjadi penyakit busung lapar (hongerodeem).
Sistem Tanam Paksa yang mengakibatkan penderitaan menimbulkan reaksi bangsa
Indonesia dengan mengadakan perlawanan , seperti yang dilakukan para petani
tebu di pasuruan pada tahn 1833. Meskipun Sistem Tanam Paksa sangat
menguntungkan pemerintah Belanda, orang-orang Belanda sendiri banyak yang
menentangnya. Penentangan itu dilakukan baik secara perseorangan maupun dalam
parlemen. Para penentang sistem Tanam Paksa tersebut, antara lain sebagai
berikut.
·
Edward Douwes
Dekker (1820—1 887)
E. Douwes Dekker adalah
seorang residen di Lebak, Serang, Jawa Barat. Ia sangat sedih menyaksikan
buruknya nasib bangsa Indonesia akibat Sistem Tanam Paksa. Ia menulis buku
berjudul Max Havelar yang terbit pada tahun 1860. Dalam buku tersebut,
ia memakai nama samaran “Multatuli”. Isi buku tersebut melukiskan
penderitaan rakyat Indonesia akibat pelaksanaan Sistem Tanam Paksa. Tulisan
Douwes Dekker menyebabkan orang Belanda menjadi terbuka melihat keburukan
Sistem Tanam Paksa dan menghendaki agar Sistem Tanam Paksa dihapuskan.
·
Baron van Hdevel
(1812—1879)
Semula Baron van Hoevel
tinggal di Jakarta. Kemudian pulang ke Negeri Belanda menjadi anggota parlemen.
Selama tinggal di Indonesia, ia mengetahui banyak tentang penderitaan bangsa
Indonesia akibat Sistem Tanam Paksa. Baron van Hoevel bersama dengan Fransen
van de Putte menentang Sistem Tanam Paksa. Fransen van de Putte menulis buku
berjudul Suiker Contracten (kontrak kontrak gula). Kedua tokoh ini
berjuang keras untuk menghapuskan Sistem Tanam Paksa melalui parlemen BeIanda
4. Sistem Ekonomi Kapitalis Liberal
Sistem ekonomi liberal kapitalis adalah sitem ekonomi yang aset-aset
produktif dan faktor-faktor produksinya sebagian besar dimiliki oleh sektor
individu/swasta. Sementara tujuan utama kegiatan produksi adalah menjual untuk
memperoleh laba.
Sistem perekonomian/tata ekonomi liberal kapitalis merupakan sistem
perekonomian yang memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk melaksanakan
kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang, menjual barang, menyalurkan
barang dan lain sebagainya.
Dalam perekonomian liberal kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya
sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis
untuk memperoleh laba sebesar- besarnya dan bebas melakukan kompetisi untuk
memenangkan persaingan bebas.
Ciri-ciri dari sistem ekonomi liberal kapitalis antara lain :
·
Masyarakat diberi kebebasan dalam memiliki
sumber-sumber produksi.
·
Pemerintah tidak ikut campur tangan secara langsung
dalam kegiatan ekonomi.
·
Masyarakat terbagi menjadi dua golongan, yaitu
golongan pemilik sumber daya produksi dan masyarakat pekerja (buruh).
·
Timbul persaingan dalam masyarakat, terutama dalam
mencari keuntungan.
·
Kegiatan selalu mempertimbangkan keadaan pasar.
·
Pasar merupakan dasar setiap tindakan ekonom.
·
Biasanya barang-barang produksi yang dihasilkan
bermutu tinggi.
Keuntungan dan Kelemahan.
Sistem ekonomi liberal kapitalis
selain memilki keuntungan juga mempunyai kelemahan, antara lain :
·
Keuntungan :
a.
Menumbuhkan inisiatif dan kerasi masyarakat dalam
kegiatan ekonomi, karena masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah dari
pemerintah.
b.
Setiap individu bebas memiliki untuk sumber-sumber
daya produksi, yang nantinya akan mendorong partisipasi masyarakat dalam
perekonomian.
c.
Timbul persaingan semangat untuk maju dari masyarakat
d.
Mengahsilkan barang-barang bermutu tinggi, karena
adanya persaingan semangat antar masyarakat.
e.
Efisiensi dan efektifitas tinggi, karena setiap
tindakan ekonomi didasarkan motif mencari keuntungan.
·
Kelemahan
a.
Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat.
b.
Masyarakat yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin
miskin.
c.
Banyak terjadinya monopoli masyarakat.
d.
Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian karena
kesalahan alokasi sumber daya oleh individu.
e.
Pemerataan pendapatan sulit dilakukan, karena
persaingan bebas tersebut.
Institusi-institusi dalam Ekonomi
Liberal Kapitalis.
Ada lima institusi pokok yang membangun sitem ekonomi
liberal kapitalis, yakni :
·
Hak kepemilikan.
Sebagian besar hak kepemilikan dalam sistem ekonomi
liberal kapitalis adalah hak kepemilikan swasta/individu (private/individual
property), sehingga individu dalam masyarakat liberal kapitalis lebih
terpacu untuk produktif.
·
Keuntungan.
Keuntungan (profit) selain memuaskan nafsu
untuk menimbun kekayaan produktif, juga merupakan bagian dari ekspresi diri,
karena itu keuntungan dipercaya dapat memotivasi manusia untuk bekerja keras
dan produktif.
·
Konsumerisme.
Konsumerisme sering diidentikkan dengan hedonisme yaitu
falsafah hidup yang mengajarkan untuk mencapai kepuasan sebesar-besarnya selama
hidup di dunia. Tetapi dalam arti positif, konsumerisme adalah gaya hidup
yang sangat menekankan pentingnya kualitas barang dan jasa yang digunakan.
Sebab tujuan akhir dari penggunaan barang dan jasa adalah meningkatkan nilai
kegunaan (utilitas) kehidupan. Sehingga masyarakat liberal kapitalis
terkenal sebagai penghasil barang dan jasa yang berkualitas.
·
Kompetisi.
Melalui kompetisi akan tersaring individu-individu
atau perusahaan-perusahaan yang mampu bekerja efisien. Efisiensi ini akan
menguntungkan produsen maupun konsumen, atau baik yang membutuhkan (demander)
maupun yang menawarkan (supplier).
·
Harga
Harga merupakan indikator kelangkaan, jika barang dan
jasa semakin mahal berarti barang dan jasa tersebut semakin langka. Bagi
produsen, gejala naiknya harga merupakan sinyal untuk menambah produksi agar
keuntungan meningkat.
Sejarah dan Perkembangan.
Sistem
ekonomi liberal kapitalis lebih bersifat memberikan kebabasan kepada
individu/swasta dalam menguasai sumber daya yang bermuara pada kepentingan
masing-masing individu untuk mendapatkan keuntungan pribadi sebesar-besarnya.
Hal tersebut tidak terlepas dari berkembangnya paham individualisme dan
rasionalisme pada zaman kelahiran kembali kebudayaan Eropa (renaisance)
pada sekitar abad pertengahan (abad ke-XVI). Yang dimaksud dengan kelahiran
kembali kebudayaan Eropa adalah pertemuan kembali dengan filsafat Yunani yang
dianggap sebagai sumber ilmu pengetahuan modern setelah berlangsungnya Perang
Salib pada abad XII – XV. Cepat diterimanya kebudayaan Yunani oleh ilmuwan
Eropa tidak terlepas dari suasana masa itu, dimana Gereja mempunyai kekuasaan
yang dominan sehingga berhak memutuskan sesuatu itu benar atau salah. Hal
tersebut mendorong para ilmuwan untuk mencari alternatif diluar Gereja. Dalam
hal ini filsafat Yunani yang mengajarkan bahwa rasio merupakan otoritas
tertinggi dalam menentukan kebenaran, sangat cocok dengan kebutuhan ilmuwan
Eropa waktu itu.
Pengaruh
gerakan reformasi terus bergulir, sehingga mendorong munculnya gerakan
pencerahan (enlightenment) yang mencakup pembaruan ilmu pengetahuan,
termasuk perbaikan ekonomi yang dimulai sekitar abad XVII-XVIII. Salah satu
hasilnya adalah masyarakat liberal kapitalis.
Namun gerakan
pencerahan tersebut juga membawa dampak negatif. Munculnya semangat liberal
kapitalis membawa dampak negatif yang mencapai puncaknya pada abad ke-XIX,
antara lain eksploitasi buruh, dan penguasaan kekuatan ekonomi oleh individu.
Kondisi ini yang mendorong dilakukannya koreksi lanjutan terhadap sistem
politik dan ekonomi, misalnya pembagian kekuasaan, diberlakukannya
undang-undang anti monopoli, dan hak buruh untuk mendapatkan tunjangan dan
mendirikan serikat buruh.
·
Sistem liberal kapitalis awal/klasik.
Sistem ekonomi liberal kapitalis
klasik berlangsung sekitar abad ke-XVII sampai menjelang abad ke-XX, dimana
individu/swasta mempunyai kebebasan penguasaan sumber daya maupun pengusaan
ekonomi dengan tanpa adanya campur tangan pemerintah untuk mencapai kepentingan
individu tersebut, sehingga mengakibatkan munculnya berbagai ekses negatif
diantaranya eksploitasi buruh dan penguasaan kekuatan ekonomi. Untuk masa
sekarang, sitem liberal kapitalis awal/klasik telah ditinggalkan.
·
Sistem liberal kapitalis modern.
Sistem ekonomi liberal kapitalis
modern adalah sistem ekonomi liberal kapitalis yang telah disempurnakan.
Beberapa unsur penyempurnaan yang paling mencolok adalah diterimanya peran
pemerintah dalam pengelolaan perekonomian. Pentingnya peranan pemerintah dalam
hal ini adalah sebagai pengawas jalannya perekonomian. Selain itu, kebebasan
individu juga dibatasi melalui pemberlakuan berbagai peraturan, diantaranya
undang-undang anti monopoli (Antitrust Law). Nasib pekerja juga sudah
mulai diperhatikan dengan diberlakukannya peraturan-peraturan yang melindungi
hak asasi buruh sebagai manusia. Serikat buruh juga diijinkan berdiri dan
memperjuangkan nasib para pekerja. Dalam sistem liberal kapilalis modern tidak
semua aset produktif boleh dimiliki individu terutama yang berkaitan dengan
kepentingan masyarakat banyak, pembatasannya dilakukan berdasarkan
undang-undang atau peraturan-peraturan. Untuk menghindari perbedaan kepemilikan
yang mencolok, maka diberlakukan pajak progresif misalnya pajak barang mewah.
Negara-negara yang menganut sistem ekonomi liberal
kapitalis modern antara lain :
·
Di benua Amerika, antara lain Amerika Serikat,
Argentina, Bolivia, Brasil, Chili, Kuba, Kolombia, Ekuador, Kanada, Maksiko,
Paraguay, Peru dan Venezuela.
·
Di benua
Eropa, sebagian besar menganut sistem ini antara lain Austria, Belgia,
Bulgaria, Kroasia, Cekoslovakia, Denmark, Prancis, Jerman, Yunani, Italia,
Belanda, Polandia, Portugal, Spanyol, Swedia, Inggris.
·
Di benua Asia, antara lain India, Iran, Israel,
Jepang, Korea Selatan, Filipina, Taiwan, Thailand, Turki, Malaysia, Singapura.
·
Kepulauan Oceania, antara lain Australia dan Selandia
Baru.
·
Di benua Afrika, sistem ekonomi ini terbilang masih
baru. Negara yang menganut antara lain Mesir, Senegal, Afrika Selatan.
5. Era Pendudukan Jepang
Penjajahan Jepang di
Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945
seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Presiden RI Soekarno.
Pada Mei 1940, awal
Perang Dunia II, Belanda diduduki oleh Nazi Jerman. Hindia-Belanda mengumumkan
keadaan siaga dan di Juli mengalihkan ekspor untuk Jepang ke AS dan Britania.
Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar
pesawat gagal di Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di
bulan Desember tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima
bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan
Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.
Pada Juli 1942,
Soekarno menerima tawaran Jepang untuk mengadakan kampanye publik dan membentuk
pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer
Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para Kyai didekorasi oleh Kaisar Jepang
pada tahun 1943. Tetapi, pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia sangat
bervariasi, tergantung di mana seseorang hidup dan status sosial orang
tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang dianggap penting dalam peperangan,
mereka mengalami siksaan, terlibat perbudakan seks, penahanan sembarang dan
hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan campuran
Indonesia-Belanda merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang.
Latar belakang
Bulan Oktober 1941,
Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe sebagai Perdana Menteri Jepang.
Sebenarnya, sampai akhir tahun 1940, pimpinan militer Jepang tidak menghendaki
melawan beberapa negara sekaligus, namun sejak pertengahan tahun 1941 mereka
melihat, bahwa Amerika Serikat, Inggris dan Belanda harus dihadapi sekaligus,
apabila mereka ingin menguasai sumber daya alam di Asia Tenggara. Apalagi
setelah Amerika melancarkan embargo minyak bumi, yang sangat mereka butuhkan,
baik untuk industri di Jepang, maupun untuk keperluan perang.
Admiral Isoroku
Yamamoto, Panglima Angkatan Laut Jepang, mengembangkan strategi perang yang
sangat berani, yaitu mengerahkan seluruh kekuatan armadanya untuk dua operasi
besar. Seluruh potensi Angkatan Laut Jepang mencakup 6 kapal induk (pengangkut
pesawat tempur), 10 kapal perang, 18 kapal penjelajah berat, 20 kapal
penjelajah ringan, 4 kapal pengangkut perlengkapan, 112 kapal perusak, 65 kapal
selam serta 2.274 pesawat tempur. Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk, 2
kapal perang, 11 kapal perusak serta lebih dari 1.400 pesawat tempur, tanggal 7
Desember 1941, akan menyerang secara mendadak basis Armada Pasifik Amerika
Serikat di Pearl Harbor di kepulauan Hawaii. Sedangkan kekuatan kedua, sisa
kekuatan Angkatan Laut yang mereka miliki, mendukung Angkatan Darat dalam
Operasi Selatan, yaitu penyerangan atas Filipina dan Malaya/Singapura, yang
akan dilanjutkan ke Jawa. Kekuatan yang dikerahkan ke Asia Tenggara adalah 11
Divisi Infantri yang didukung oleh 7 resimen tank serta 795 pesawat tempur.
Seluruh operasi direncanakan selesai dalam 150 hari. Admiral Chuichi Nagumo
memimpin armada yang ditugaskan menyerang Pearl Harbor.
Hari minggu pagi
tanggal 7 Desember 1945, 360 pesawat terbang yang terdiri dari pembom pembawa
torpedo serta sejumlah pesawat tempur diberangkatkan dalam dua gelombang.
Pengeboman Pearl Harbor ini berhasil menenggelamkan dua kapal perang besar
serta merusak 6 kapal perang lain. Selain itu pemboman Jepang tesebut juga
menghancurkan 180 pesawat tempur Amerika. Lebih dari 2.330 serdadu Amerika
tewas dan lebih dari 1.140 lainnya luka-luka. Namun tiga kapal induk Amerika
selamat, karena pada saat itu tidak berada di Pearl Harbor. Tanggal 8 Desember
1941, Kongres Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang.
Perang Pasifik ini
berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan negara-negara di Asia Timur,
termasuk Indonesia. Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hndia-Belanda adalah
untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung
potensi perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat
penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sebagai
sumber minyak utama.
6.
Cita-cita Ekonomi Merdeka
Pembangunan ekonomi indonesia seudah kemerdekaan, haruslah didasarkan pada
cita-cita awal kemerdekaan. Sudah tentu nantinya industrialisasi memegang
peranan dalam membawa perubahan masyarakat pada tingkatan yang lebih tinggi dan
lebih teratur dengan menggunakan hasil teknik modern.
Menurut Muh. Hatta, ada tiga soal yang berkaitan dengan pembangunan
perekonomian Indonesia yang harus dihadapi yaitu:
·
Soal ideologi: bagaimanamengadakan susunan
ekonomi yangs esuai dengan cita-cita tolong menolong.
·
Soal praktik: politik perekonomian apa yang
praktis dan perlu dijalankan dengan segera di masa yang akan datang.
·
Soal koordinasi: bagaimana mengatur pembangunan
perekonomian Indonesia supaya pembangunan itu sejalan dan berhubungan dengan
pembangunan di seluruh dunia.
Dalam pada
itu, sistem ekonomi Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam pasal 33 UUD 1945,
jelas menolak sistem ekonomi liberalisme-kapitalisme dan etatisme. Selama masa
kolonialisme (350 tahun) susunan perekonomian Indonesia telah hancur oleh
penerapan sistem ekonomi liberalisme-kapitalisme Belanda. Masyarakat Indonesia
mengalami depresi mental yang sangat parah dan secara ekonomi sangat lemah.
Untuk bangkit dari rasa rendah diri, kesulitan, dan ketakutan, maka pemerintah
mempunyai tanggung jawab besar dalam mengangkat moral dan semangat rakyat agar
mampu melaksanakan pembangunan. Hal itu hanya dapat dilakukan melalui perubahan
sistem dan struktur ekonomi yang kapitalistik-liberalistik (dualistik) menjadi
sistem ekonomi yang demokratis (kekeluargaan). Hal ini sangat jauh berbeda
dengan sistem sosial kemasyarakatn negara-negara barat yang individualistik.
Pilihan
strategi pembangunan yang mengandalkan pertumbuhan ekonomi daripada pemerataan
telah dijalankan selama masa PJP (pembangunan jangka panjang) I. beberapa
perusahaan besar yang beroperasi di Indoensia menjadi penyumbang keberhasilan
itu. Namun, semua perusahaan yang memberikan kontribusi pada ekonomi Indoensia
masih didominasi oleh perusahaan perusahaan multi nasional (Multi National
Corporation/ MNC). Hal ini mengundang keprihatinan dan mempertanyakan
keberhasilan pembangunan dengan model pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini.
Kesenjangan
ekonomi merupakan fenomena yang menonjol selama masa PJP I. angka kemiskinan
masyarakat Indonesia memang mengalami penurunan. Akan tetapi tingkat kemiskinan
dan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat semakin merosot jauh. Praktik
perekonomian yang dijalankan selama lebih dari 50 tahun kemerdekaan ternyata
masih menimbulkan berbagai persoalan.
Persoalan
yang menjadi pusat perhatian banyak pengamat dan kalangan bisnis adalah
kesenjangan yang terjadi di berbagai sektor. Kesenjangan dalam penguasaan skala
bisnis terjadi antara sektor formal dan informal, kecil dan besar. Di satu
pihak, terdapat fenomena konglomerasi yang menguasai sektor bisnis dan
memberikan kontribusi terbesar PNB Indonesia. Namun di pihak lain, terdapat
kesenjangan penguasaan akses ekonomi dan bisnis bagi sektor bisnis menengah,
kecil, dan koperasi.
Sejak tahun
1993, Indoensia mulai mengubah paradigma pembangunan dengan lebih menekankan
peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Hal ini diakibatkan masih besarnya
jumlah rakyat Indonesia yang miskin. Setelah berjalan selama empat puluh tahun,
pemerintahan berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin menjadi sekitar 22,5
juta orang pada tahun 1997 atau sekitar 11,3 % dari jumlah penduduk Indonesia.
Yang menjadi
pertanyaan adalah apakah sistem dan model pembangunan ekonomi dan bisnis selama
ini telah sesuai dengan kehendak dan cita-cita bersama.
Dan dengan
cara bagaimana perkembangan bisnis yang terjadi saat ini mampu menyelesaikan
persoalan persoalan sosial ekonomi dalam masyarakat. Tanpa memperhatikan
persoalan sistem dan model hubungan bisnis yang dijalankan, maka peningkatan
kualitas sumberdaya manusia menjadi tidak relevan dalam menghadapi pasar
global.
7.
Ekonomi Indonesia Setiap Periode Pemerintah: Orde
Lama, Orde Baru, Reformasi
Perekonomian Pada Masa Orde Lama
Pada tanggal 17 Agustus 1945
setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Setlah itu, khususnya pada
tahun-tahun pertama setelah merdeka, keadaan ekonomi Indonesia sangat buruk;
ekonomi nasional boleh dikatakan mengalami stagflasi. Defisit saldo neraca
pembayaran dan defisit keuangan pemerintah sangat besar; kegiatan produksi di
sektor pertanian dan sektor industri manufaktur praktis terhenti; tingkat
inflasi sangat tinggi, hingga mencapai lebih dari 500% menjelang akhir periode
orde lama. Semua ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, yang penting
diantaranya adalah pendudukan Jepang, Perang Dunia II , Perang Revolusi, dan
Manajemen Ekonomi Makro yang sangat jelek.
Dapat dikatakan bahwa
Indoneisa pernah mengalami sistem politik yang sangat demokratis, yakni pada
periode 1949-1956. Akan tetapi, sejarah Indonesia menunjukan bahwa sistem
politik demokrasi tersebut ternyata menyebabkan kehancuran politik dan
perekonomian nasional. Akibat terlalu banyaknya partai politik yang ada dan
semuanya ingin berkuasa, sering terjadi konflik antarpartai politik. Konflik
politik tersebut berkepanjangan sehingga tidak memberi sedikit pun kesempatan
untuk membentuk suatu kabinet yang solid yang dapat bertahan hingga pemilihan
umum berikutnya. Pada masa politik demokrasi itu, tercatat dalam sejarah bahwa
rata-rata umur setiap kabinet hanya sekitar 2 tahun saja. Selama periode
1950-an struktur ekonomi Indonesia masih peninggalan zaman kolonialisasi.
Sektor formal/modern, seperti
pertambangan, distribusi, transportasi, bank, dan pertanian komersi, yang
memiliki konstribusi lebis besar daripada sektor informal/tradisional terhadap
output nasional atau produk domestik bruto (PDB) didominasi oleh
perusahaan-perusahaan asing tersebut relatif lebih padat kapital dibanding
kegiatan-kegiatan ekonomi yang didominasi oleh pengusaha pribumi dan beralokasi
di kota-kota besar , seperti Jakarta dan Surabaya.
Keadaan ekonomi di Indonesia,
terutama setelah dilakukan nasionalisasi terhadap semua perusahaan asing di
tanah air, termasuk perusahaa-perusahaan milik Belanda, menjadi lebih buruk
dibanding keadaan ekonomi pada masa penjajahan Belanda, ditambah lagi dengan
peningkatan laju inflasi yang sangat tinggi pada dekade 1950-an. Pada masa
pemerintahaan Belanda Indonesia memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang cukup
baik dengan tingkat inflasi yang sangat rendah dan stabil, terutama karena
tingkat upah buruh dan komponen-komponen lainnya dari biaya produksi yang juga
rendah, tingkat efeisensi yang tinggi di sektor pertanian, dan nilai mata uang
yang stabil.
Selain kondisi politik di
dalam negeri yang tidak mendukung, buruknya perekonomian Indonesia pada masa
pemerintahan orde lama juga disebabkan oleh keterbatasan akan faktor-faktor
produksi, seperti orang-orang dengan tingkat kewirausahaan dan kapabilitas
manajemen yang tinggi, tenaga kerja dengan pendidikan/keterampilan yang tinggi,
dana (khususnya untuk membangun infrastruktur yang sangat dibutuhkan oleh
industri), teknologi, dan kemampuan pemerintah sendiri untuk menyusun rencana
dan strategi pembangunan yang baik. Menurut pengamatan Higgins, sejak kabinet
pertama dibentuk setelah merdeka, pemerintah Indonesia memberikan prioritas
pertama terhadap stabilisasi dan pertumbuhan ekonomi, pembangunan industri,
unfikasi, dan rekonstruksi. Akan tetapi, akibat keterbatasan akan faktor-faktor
tersebut diatas dan dipersulit lagi oleh kekacauan politik nasional pada masa
itu, akhirnya pembangunan atau bahkan rekonstruksi ekonomi Indonesia setelah
perang tidak pernah terlaksana dengan baik.
Perekonomian Indonesia Pada Masa Orde Baru
Inflasi pada tahun 1966
mencapai 650%,dan defisit APBN lebih besar daripada seluruh jumlah
penerimaannya. Neraca pembayaran dengan luar negeri mengalami defisit yang
besar, nilai tukar rupiah tidak stabil” (Gilarso, 1986:221) merupakan gambaran
singkat betapa hancurnya perekonomian kala itu yang harus dibangun lagi oleh
masa orde baru atau juga bisa dikatakan sebagi titik balik.
Awal masa orde baru menerima
beban berat dari buruknya perekonomian orde lama. Tahun 1966-1968 merupakan
tahun untuk rehabilitasi ekonomi. Pemerintah orde baru berusaha keras untuk
menurunkan inflasi dan menstabilkan harga. Dengan dikendalikannya inflasi,
stabilitas politik tercapai ayng berpengaruh terhadap bantuan luar negeri yang
mulai terjamin dengan adanya IGGI. Maka sejak tahun 1969, Indonesia dapat
memulai membentuk rancangan pembangunan yang disebut Rencana Pembangunan Lima
Tahun (REPELITA)
Perekonomian Pada Masa Era Reformasi
Pada masa
krisis ekonomi, ditandai dengan tumbangnya pemerintahan Orde Baru kemudian
disusul dengan era Reformasi yang dimulai oleh pemerintahan Presiden Habibie.
Pada masa ini tidak hanya hal ketatanegaraan yang mengalami perubahan, namun
juga kebijakan ekonomi. Sehingga apa yang telah stabil dijalankan selama 32
tahun, terpaksa mengalami perubahan guna menyesuaikan dengan keadaan.
·
Masa
Kepemimpinan B.J. Habibie
Pada awal pemerintahan reformasi, masyarakat umum dan kalangan pengusaha
dan investor, termasuk investor asing, menaruh pengharapan besar terhadap
kemampuan dan kesungguhan pemerintah untuk membangkitkan kembali perekonomian
nasional dan menuntaskan semua permasalahan yang ada di dalam negeri warisan
rezim orde baru, seperti korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN); supremasi hukum;
hak asasi manusia (HAM); Tragedi Trisakti dan Semanggi I dan II; peranan ABRI
di dalam politik; masalah disintegrasi; dan lainnya.
Masa pemerintahan Habibie ditandai dengan dimulainya kerjasama dengan Dana
Moneter Internasional untuk membantu dalam proses pemulihan ekonomi. Selain
itu, Habibie juga melonggarkan pengawasan terhadap media massa dan kebebasan
berekspresi.
Di bidang ekonomi, ia berhasil memotong nilai tukar rupiah terhadap dollar
masih berkisar antara Rp 10.000 – Rp 15.000. Namun pada akhir pemerintahannya,
terutama setelah pertanggungjawabannya ditolak MPR, nilai tukar rupiah meroket
naik pada level Rp 6500 per dolar AS nilai yang tidak akan pernah dicapai lagi
di era pemerintahan selanjutnya. Selain itu, ia juga memulai menerapkan
independensi Bank Indonesia agar lebih fokus mengurusi perekonomian. Untuk
menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi Indonesia, BJ Habibie
melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
·
Melakukan
restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui pembentukan BPPN (Badan
Penyehatan Perbankan Nasional) dan unit Pengelola Aset Negara
·
Melikuidasi
beberapa bank yang bermasalah
·
Menaikkan
nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga di bawah Rp. 10.000,00
·
Membentuk
lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri
·
Mengimplementasikan
reformasi ekonomi yang disyaratkan IMF
·
Mengesahkan
UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan yang Tidak
Sehat
·
Mengesahkan
UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Pemerintahan presiden B.J. Habibie yang mengawali masa reformasi belum
melakukan manuver-manuver yang cukup tajam dalam bidang ekonomi.
Kebijakan-kebijakannya diutamakan untuk mengendalikan stabilitas politik.
·
Masa
Kepemimpinan K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Dalam hal ekonomi, dibandingkan tahun sebelumnya, pada tahun 1999 kondisi
perekonomian Indonesia mulai menunjukkan adanya perbaikan. Laju pertumbuhan PDB
mulai positif walaupun tidak jauh dari 0% dan pada tahun 2000 proses pemulihan
perekonomian Indonesia jauh lebih baik lagi dengan laju pertumbuhan hampir
mencapai 5%. Selain pertumbuhan PDB, laju inflasi dan tingkat suku bunga (SBI)
juga rendah yang mencerminkan bahwa kondisi moneter di dalam negeri sudah mulai
stabil.
Akan tetapi, ketenangan masyarakat setelah terpilihnya Presiden Indonesia
keempat tidak berlangsung lama. Presiden mulai menunjukkan sikap dan
mengeluarkan ucapan-ucapan kontroversial yang membingungkan pelaku-pelaku
bisnis. Presiden cenderung bersikap diktator dan praktek KKN di lingkungannya
semakin intensif, bukannya semakin berkurang yang merupakan salah satu tujuan
dari gerakan reformasi. Ini berarti bahwa walaupun namanya pemerintahan
reformasi, tetapi tetap tidak berbeda denga rezim orde baru. Sikap presiden
tersebut juga menimbulkan perseteruan dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang
klimaksnya adalah dikelurakannya peringatan resmi kepada Presiden lewat
Memorandum I dan II.
Dengan dikeluarkannya Memorandum II, Presiden terancam akan diturunkan dari
jabatannya jika usulan percepatan Sidang Istomewa MPR jadi dilaksanakan pada
bulan Agustus 2001.
Selama pemerintahan reformasi, praktis tidak ada satu pun masalah di dalam
negeri yang dapat terselesaikan dengan baik. Berbagai kerusuhan sosial yang
bernuansa disintegrasi dan sara terus berlanjut, misalnya pemberontakan Aceh,
konflik Maluku, dan pertikaian etnis di Kalimantan Tengah. Belum lagi
demonstrasi buruh semakin gencar yang mencerminkan semakin tidak puasnya mereka
terhadap kondisi perekonomian di dalam negeri, juga pertikaian elite politik
semakin besar.
Selain itu, hubungan pemerintah Indonesia dibawah pimpinan Abdurrahman
Wahid dengan IMF juga tidak baik, terutama karena masalah amandemen UU No. 23
tahun 1999 mengenai Bank Indonesia; penerapan otonomi daerah, terutama
menyangkut kebebasan daerah untuk pinjam uang dari luar negeri; dan revisi APBN
2001 yang terus tertunda pelaksanaannya. Tidak tuntasnya revisi tersebut
mengakibatkan IMF menunda pencairan bantuannya kepada pemerintah Indonesia,
padahal roda perekonomian nasional saat ini sangat tergantung pada bantuan IMF.
Selain itu, Indonesia terancam dinyatakan bangkrut oleh Paris Club
(negara-negara donor) karena sudah kelihatan jelas bahwa Indonesia dengan
kondisi perekonomiannya yang semakin buruk dan defisit keuangan pemerintah yang
terus membengkak, tidak mungkin mampu membayar kembali utangnya yang sebagian
besar akan jatuh tempo tahun 2002 mendatang. Bahkan, Bank Dunia juga sempat
mengancam akan menghentikan pinjaman baru jika kesepakatan IMF dengan
pemerintah Indonesia macet.
Ketidakstabilan politik dan social yang tidak semakin surut selama
pemerintahan Abdurrahman Wahid menaikkan tingkat country risk Indonesia.
Ditambah lagi dengan memburuknya hubungan antara pemerintah Indonesia dan IMF.
Hal ini membuat pelaku-pelaku bisnis, termasuk investor asing, menjadi enggan
melakukan kegiatan bisnis atau menanamkan modalnya di Indonesia. Akibatnya,
kondisi perekonomian nasional pada masa pemerintahan reformasi cenderung lebih
buruk daripada saat pemerintahan transisi. Bahkan, lembaga pemeringkat
internasional Moody’s Investor Service mengkonfirmasikan bertambah
buruknya country risk Indonesia. Meskipun beberapa indikator ekonomi
makro mengalami perbaikan, namun karena kekhawatiran kondisi politik dan
sosial, lembaga rating lainnya (seperti Standard & Poors)
menurunkan prospek jangka panjang Indonesia dari stabil ke negatif.
Kalau kondisi seperti ini terus berlangsung, tidak mustahil tahun 2002
ekonomi Indonesia akan mengalami pertumbuhan jauh lebih kecil dari tahun
sebelumnya, bahkan bisa kembali negatif. Pemerintah tidak menunjukkan keinginan
yang sungguh-sungguh (political will) untuk menyelesaikan krisis ekonomi
hingga tuntas dengan prinsip once and for all. Pemerintah cenderung
menyederhanakan krisis ekonomi dewasa ini dengan menganggap persoalannya hanya
terbatas pada agenda masalah amandemen UU Bank Indonesia, desentralisasi
fiskal, restrukturisasi utang, dan divestasi BCA dan Bank Niaga.
Munculnya berbagai kebijakan pemerintah yang controversial dan inkonsistens,
termasuk pengenaan bea masuk impor mobil mewah untuk kegiatan KTT G-15 yang
hanya 5% (nominalnya 75%) dan pembebasan pajak atas pinjaman luar negeri dan
hibah, menunjukkan tidak adanya sense of crisis terhadap kondisi riil
perekonomian negara saat ini.
Fenomena makin rumitnya persoalan ekonomi ditunjukkan oleh beberapa indikator
ekonomi. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) antara 30 Maret 2000
hingga 8 Maret 2001 menunjukkan growth trend yang negatif. Dalam
perkataan lain, selama periode tersebut IHSG merosot hingga lebih dari 300 poin
yang disebabkan oleh lebih besarnya kegiatan penjualan daripada kegiatan
pembelian dalam perdagangan saham di dalam negeri. Hal ini mencerminkan semakin
tidak percayanya pelaku bisnis dan masyarakat terhadap prospek perekonomian
Indonesia, paling tidak untuk periode jangka pendek.
Soal Sejarah
Ekonomi Indonesia
1.
Pada tahun
berapakah zaman kolonial di Indonesia sesungguhnya sudah dimulai?
a.
dimulai sejak tahun 1511 setelah bangsa Portugis
menduduki Malaka dan tahun kemudian menduduki Maluku
b.
dimulai sejak
tahun 1515 setelah bangsa Portugis menduduki Malaka dan tahun kemudian
menduduki Maluku
c.
dimulai sejak
tahun 1551 setelah bangsa Portugis menduduki Maluku dan tahun kemudian
menduduki Malaka
d.
dimulai sejak
tahun 1511 setelah bangsa Portugis menduduki Maluku dan tahun kemudian
menduduki Malaka
2.
VOC merupakan
wakil resmi dari kerajaan Belanda dengan diberikan hak Octrooi (hak istimewa)
antara lain:
1.
Hak monopoli
perdagangan
2.
Hak membuat dan
menghamburkan uang
3.
Hak mengadakan
perjanjian
4.
Hak mengumumkan
perdamaian
5.
Hak menjalankan
kekuasaan kehakiman
Pernyataan diatas yang merupakan hak
istimewa untuk VOC adalah.....
a.
1, 2, 3
b.
1, 3, 4
c.
2, 4, 5
d.
1, 3, 5
3.
“yaitu pajak
yang harus dibayar oleh rakyat dengan menyerahkan hasil bumi”
Tulisan diatas merupakan pengertian dari bentuk
aturan paksaaan VOC yang diterapkan di Indonesia, yaitu.....
a.
Aturan monopoli
dagang
b.
Contingen Stelsel,
c.
Verplichte
Leverantie
d.
Preangerstelsel
4.
Menurut Muh. Hatta, ada tiga soal yang berkaitan
dengan pembangunan perekonomian Indonesia yang harus dihadapi yaitu:
a.
Soal ideologi, Soal praktik, Soal koordinasi
b.
Soal pancasila, Soal praktik, Soal koordinasi
c.
Soal ideologi, Soal ujian,
Soal koordinasi
d.
Soal ideologi, Soal praktik,
Soal organisasi
5.
Siapa penentang sistem tanam
paksa di Indonesia pada Era Pendudukan Jepang?
a.
Ir. Soekarno dan Moh. Hatta
b.
Edward Douwes
Dekker dan Baron van Hdevel
c.
Laksamana Muda Maeda dan Sultan Shahir
d.
Sayuti Melik dan Moh. Toha
PENGELOLAAN
SUMBER DAYA ALAM INDONESIA
Kekayaan alam
memberikan tantangan dan kesempatan untuk membawa ekonomi Indonesia ke arah
pembangunan berkelanjutan. Pengelolaan sumber daya alam dengan bertanggung jawab,
lestari, dan adil akan memastikan bahwa kekayaan ini berguna untuk banyak pihak
– bukan hanya sebagian orang – dan bahwa manfaat jangka panjang akan lebih dari
mengkompensasi dampak eksploitasi.
1.
Masalah Sumber Daya Alam Struktur Penguasaan Sumber
Daya Alam
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.000 pulau,
Indonesia membentangkan antara dua kawasan biogeografis , kawasan Indomelayu
dan Australia dan mendukung berbagai jenis kehidupan flora dan fauna dalam
hutan basah yang asli dan kawasan pesisir dan laut yang kaya. Sekitar 3.305
spesies hewan amfibi, burung, mamalia dan reptil dan sedikitnya 29.375 spesies
tanaman berpembuluh tersebar di pulau-pulau ini, yang diperkirakan mencapai 40
persen dari biodiversitas di kawasan APEC. Namun, lingkungan alam yang indah
dan sumber daya yang kaya harus terus menghadapi tantangan dari fenomena alam
karena Indonesia terletak pada ring Api Pasifik seismik yang tinggi yang
mengalami 90 persen gempa bumi dunia.
Pada umumnya negara berkembang seperti Indonesia menghadapi masalah dan
tantangan dalam mengelola sumberdaya alamnya secara berkelanjutan. Diantara
masalah-masalah tersebut adalah tekanan terhadap lingkungan alami. Permasalahan
penyebab tekanan terhadap lingkungan tersebut yang diantaranya adalah
kelangkaan beberapa jenis bahan bakar terutama premium dan minyak tanah.
Kelakuan oknum yang tidak bertanggung jawab turut memperparah keadaan. Hal ini
dipicu dari lemahnya pengawasan pemerintah terhadap sistem distribusi barang
yang menjadi hajat hidup orang banyak ini.Perlu peran aktif pemerintah untuk
terus memperkuat komitmen memperketat pengawasan terhadap sistem distribusi
barang yang menjadi hajat hidup orang banyak ini.
2.
Kebijakan Sumber Daya Alam Struktur Penguasaan
Sumber Daya Alam
Kebijakan pengelolan sumberdaya alam
dan lingkungan hidup di Indonesia masih jauh dari amanat konstitusi yaitu
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Sistem ekonomi-politik
neoliberal kapitalistik yang diakomodasi oleh pemerintah melalui berbagai
kebijakannya telah menempatkan sumberdaya alam hanya sebatas komoditi yang
diorientasikan untuk memenuhi kepentingan pasar. Kebijakan ini telah
mendorong eksploitasi sumberdaya alam yang berlebihan, ketimpangan penguasaan
akses dan kontrol, ketidakadilan dan bahkan lebih jauh telah menyebabkan
kerusakan pada air, tanah dan udara yang berakibat pada bencana ekologis
dan tersingkirnya rakyat dari sumber-sumber kehidupan mereka.
Diperlukan tindakan sistematis untuk
memulihkan dan melindungi kondisi ekologis, sosial, ekonomi, politik dan budaya
dengan menjamin akses dan kontrol rakyat atas sumber-sumber kehidupan yang adil
dan lestari.
3.
Dominasi Sumber Daya Alam Di Indonesia
Indonesia adalah negara dengan
kekayaan alam yang sangat besar. Menyimpan banyak sumber mineral, energy,
perkebunan , hasil hutan dan hasil laut yang melimpah. Saat ini Indonesia
berada pada peringkat 6 dalam hal cadangan emas, nomor 5 dalam produksi
tembaga, berada pada urutan 5 dalam produksi bauksit, penghasil timah terbesar
di dunia setelah Cina, produsen nikel terbesar ke dua di dunia. Tambang
Grasberg Papua adalah tambang terbesar di dunia. Kesimpulannya negara ini
berada dalam urutan teratas dalam hal raw material.
Negara ini adalah produsen sumber
energi terbesar. Berada pada urutan nomor 2 eksportir batubara di dunia setelah
Australia, eksportir gas alam bersih LNG terbesar di dunia, seperempatnya
dikirim ke Singapura. Eksportir terbesar gas alam cair setelah Qatar dan
Malaysia. Dalam hal komoditi perkebunan Indonesia berada pada nomor 1 dalam
produksi CPO, produsen karet terbesar di dunia, berada dalam urutan 3 dalam hal
produksi kakao, merupakan produsen kopi terbesar di dunia bersama Vietnam dan
Brasil.
Soal
Pengelolaan Sumber Daya Alam di Indonesia
1. Pada umumnya
negara berkembang seperti Indonesia menghadapi masalah dan tantangan dalam
mengelola sumberdaya alamnya secara berkelanjutan. Diantara masalah-masalah
tersebut adalah.....
a. Tekanan terhadap lingkungan alami.
b. Tekanan
terhadap lingkungan buatan.
c. Tekanan
terhadap lingkungan sekitar.
d. Tekanan
terhadap lingkungan negara.
2. Lingkungan
alam yang indah dan sumber daya yang kaya harus terus menghadapi tantangan dari
fenomena alam karena Indonesia terletak pada ring Api Pasifik seismik yang
tinggi yang akan mengalami 90%.....
a.
Banjir dunia.
b.
Gempa bumi
dunia.
c.
Letusan Gunung Api
d.
Longsor
3. Sistem apakah
yang diakomodasi oleh pemerintah melalui berbagai kebijakannya telah
menempatkan sumberdaya alam hanya sebatas komoditi yang diorientasikan untuk
memenuhi kepentingan pasar?
a.
ekonomi-politik neoliberal ideologi
b.
ekonomi-politik ideologi kapitalistik
c.
ekonomi-sosial neoliberal kapitalistik
d.
ekonomi-politik
neoliberal kapitalistik
4. Diperlukan
tindakan sistematis untuk memulihkan dan melindungi kondisi ekologis, sosial,
ekonomi, politik dan budaya dengan menjamin....
a.
Akses dan
kontrol rakyat atas sumber-sumber kehidupan yang adil dan lestari
b.
Akses dan kontrol rakyat atas sumber-sumber kehidupan
yang aman dan lestari
c.
Kesejahteraan rakyat
d.
Keselamatan semua
5. Apa nama
negara berada dalam urutan teratas dalam hal raw material?
a.
Nigeria
b.
Indonesia
c.
Malaysia
d.
Singapura
Produk Domestik Bruto, Pertumbuhan
& Perubahan Struktur Ekonomi
1.
Produk Domestik Bruto
PDB (Gross Domestic Product/GDP) adalah jumlah nilai dari semua produk
akhir barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu kawasan di dalam periode waktu
tertentu. PDB mencakup konsumsi pemerintah, konsumsi masyarakat, investasi dan
eksport dikurangi impor di dalam kawasan tertentu.
Rumus PDB :
PDB = C + I + G + (X-I)
C= Konsumsi masyarakat
I = Investasi
G = Pengeluaran pemerintah
X = Eksport
I = Import
PDB merupakan salah satu indikator yang penting dalam melihat sehat
tidaknya perekonomian suatu kawasan selain untuk menakar tingkat kemakmuran
kawasan tersebut. Biasanya PDB disajikan sebagai perbandingan tahun
sebelumnya. Sebagai contohnya jika PDB tahun ke tahun Indonesia naik 5,5%
itu artinya ekonomi Indonesia bertumbuh sebanyak 5,5% selama tahun terakhir
tersebut.Seperti yang biasa terlihat, produktivitas dan pertumbuhan ekonomi
yang dipresentasikan oleh PDB mempunyai dampak yang besar kepada perekonomian.
Sebagai contohnya, jika ekonomi suatu negara dinyatakan sehat maka dapat
diartikan dengan tingkat pengangguran yang rendah dimana banyak permintaan
tenaga kerja dengan upah gaji yang meningkat menandakan pertumbuhan dari
industri-industri di dalam ekonomi. Perubahan yang signifikan di dalam PDB
apaah positif atau negatif mempunyai dampak yang besar kepada pasar saham.
Dengan mudah dapat dijelaskan bahwa ekonomi yang tidak sehat berarti penurunan
keuntungan bagi perusahaan yang dalam arti praktis diartikan sebagai penurunan
harga saham perusahaan tersebut. Investor sangat khawatir dengan pertumbuhan
negatif PDB yang dapat diartikan oleh para ekonom, yaitu tanda terjadinya
resesi.
2.
Pertumbuhan dan Perubahan Struktur
Ekonomi
Kesejahteraan masyarakat dari aspek eknomi dapat diukur dengan tingkat
pendapatan nasional per-kapita. Untuk dapat meningkatkan pendapatan nasional,
pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu target yang sangat penting yang harus
dicapai dalam proses pembangunan ekonomi. Oleh karena itu tidak mengherankan
jika pada awal pembangunan ekonomi suatu Negara, umumnya perencanaan
pembangunan eknomi berorientasi pada masalah pertumbuhan. Untuk negara-negara
seperti Indonesia yang jumlah penduduknya sangat besar dan tingkat pertumbuhan
penduduk yang sangat tinggi ditambah lagi fakta bahwa penduduk Indonesia
dibawah garis kemiskinan juga besar, sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi
sangat penting dan lajunya harus jauh lebih besar dari laju pertumbuhan
penduduk agar peningkatan pendapatan masyarakat per-kapita dapat
tercapai.Pertumbuhan ekonomi dapat menurunkan tingkat kemiskinan dengan
menciptakan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan jumlah pekerja yang cepat dan
merata. Pertumbuhan ekonomi juga harus disertai dengan program pembangunan
sosial.
3.
Pertumbuhan Ekonomi selama Orde
Baru-Saat Ini
Ketika orde baru mulai dengan pemerintahannya di tahun 1966, ekonomi
Indonesia dalam keadaan porak poranda. Antara tahun 1962 sampai 1966,
pertumbuhan PDB hanya 2 % per tahun, yang lebih kecil daripada pertumbuhan
penduduk, sehingga pendapatan nasional per kapita menurun. Investasi dalam %
dari PDB, yang sangat strategis artinya bagi pertumbuhan ekonomi menurun.
Infra struktur dalam bidang transportasi, komunikasi, irigasi dan kelistrikan
memburuk. Anggaran negara yang selalu defisit, ditambah dengan defisit dalam
neraca pembayaran menyebabkan menyusutnya cadangan devisa. Di tahun 1962
defisit anggaran negara 63 %, yang meningkat menjadi 127 % di tahun 1966.
Defisit ganda dari anggaran negara dan neraca pembayaran juga mengakibatkan
hiper inflasi. Di tahun 1966, inflasinya mencapai 635 %.Pemerintah yang tidak cukup mempunyai cadangan devisa melakukan penjatahan dalam penjualan devisa, sehingga timbul pasar gelap untuk valuta asing dengan perbandingan harga antara pasar gelap dan kurs resmi dengan 2 sampai 3 kali lipat. Perbedaan ini terus meningkat sampai pernah mencapai 10 kali lipat.Dalam keadaan yang demikian, dengan sendirinya orang tidak mau memegang rupiah. Rupiah segera dijadikan barang yang harganya setiap hari meningkat. Maka dunia perbankan tidak berfungsi, karena tidak ada orang yang menyimpan uang di bank. Pelarian modal ke luar negeri dan spekulasi adalah kegiatan sehari-hari dari para anggota masyarakat kita.
Indonesia dalam keadaan porak poranda. Antara tahun 1962 sampai 1966,
pertumbuhan PDB hanya 2 % per tahun, yang lebih kecil daripada pertumbuhan
penduduk, sehingga pendapatan nasional per kapita menurun. Investasi dalam %
dari PDB, yang sangat strategis artinya bagi pertumbuhan ekonomi menurun.
Infra struktur dalam bidang transportasi, komunikasi, irigasi dan kelistrikan
memburuk. Anggaran negara yang selalu defisit, ditambah dengan defisit dalam
neraca pembayaran menyebabkan menyusutnya cadangan devisa. Di tahun 1962
defisit anggaran negara 63 %, yang meningkat menjadi 127 % di tahun 1966.
Defisit ganda dari anggaran negara dan neraca pembayaran juga mengakibatkan
hiper inflasi. Di tahun 1966, inflasinya mencapai 635 %.Pemerintah yang tidak cukup mempunyai cadangan devisa melakukan penjatahan dalam penjualan devisa, sehingga timbul pasar gelap untuk valuta asing dengan perbandingan harga antara pasar gelap dan kurs resmi dengan 2 sampai 3 kali lipat. Perbedaan ini terus meningkat sampai pernah mencapai 10 kali lipat.Dalam keadaan yang demikian, dengan sendirinya orang tidak mau memegang rupiah. Rupiah segera dijadikan barang yang harganya setiap hari meningkat. Maka dunia perbankan tidak berfungsi, karena tidak ada orang yang menyimpan uang di bank. Pelarian modal ke luar negeri dan spekulasi adalah kegiatan sehari-hari dari para anggota masyarakat kita.
Dengan kondisi perekonomian yang porak poranda seperti tergambarkan di
atas, pemerintah tidak dapat langsung menyusun paket pertumbuhan ekonomi
sebelum konsolidasi dan rehabilitasi. Yang pertama-tama ditanggulangi adalah
penekanan inflasi. Caranya dengan menyeimbangkan anggaran negara. Uang beredar
diturunkan melalui pemberian bunga yang sangat tinggi untuk deposito berjangka
pada bank-bank milik negara, yaitu 60 % setahun. Asal usul deposito tidak dapat
disusut. Deposito dan tabungan di bank-bank BUMN yang di tahun 1962 hanya
Rp. 5,- milyar, meningkat menjadi Rp. 34,- milyar di tahun 1969, dan meningkat
terus menjadi Rp. 122,- milyar di tahun 1972. Sekarang, atau untuk tahun 1996,
jumlah tabungan dan deposito dalam perbankan keseluruhan, baik BUMN maupun
bank-bank swasta lainnya mencapai angka 172,7 trilyun.
diturunkan melalui pemberian bunga yang sangat tinggi untuk deposito berjangka
pada bank-bank milik negara, yaitu 60 % setahun. Asal usul deposito tidak dapat
disusut. Deposito dan tabungan di bank-bank BUMN yang di tahun 1962 hanya
Rp. 5,- milyar, meningkat menjadi Rp. 34,- milyar di tahun 1969, dan meningkat
terus menjadi Rp. 122,- milyar di tahun 1972. Sekarang, atau untuk tahun 1996,
jumlah tabungan dan deposito dalam perbankan keseluruhan, baik BUMN maupun
bank-bank swasta lainnya mencapai angka 172,7 trilyun.
Sistem lalu lintas devisa dibuat bebas. Penentuan kurs rupiah terhadap
valuta
asing, terutama dollar AS, dipertahankan pada kurs tertentu dengan dollar AS,
yang stabilitasnya dijamin oleh BI. Setelah itu, diambangkan secara terkendali,
yang sebanyak mungkin diserahkan pada mekanisme pasar, dengan stabilisasi
melalui intervensi oleh Bank Indonesia.Utang-utang luar negeri dijadualkan kembali. Negara-negara kreditur tidak hanyabersedia menjadualkannya kembali, tetapi mereka juga membentuk konsorsium untuk memberikan utang kepada Indonesia. Kelompok ini terkenal dengan nama Inter Governmental Group on Indonesia atau IGGI. Setelah terjadi ketegangan dengan pemerintah Belanda, dan mengeluarkannya, nama kelompok negara- negara donor tanpa Belanda menjadi Consultative Group on Indonesia atau CGI.
asing, terutama dollar AS, dipertahankan pada kurs tertentu dengan dollar AS,
yang stabilitasnya dijamin oleh BI. Setelah itu, diambangkan secara terkendali,
yang sebanyak mungkin diserahkan pada mekanisme pasar, dengan stabilisasi
melalui intervensi oleh Bank Indonesia.Utang-utang luar negeri dijadualkan kembali. Negara-negara kreditur tidak hanyabersedia menjadualkannya kembali, tetapi mereka juga membentuk konsorsium untuk memberikan utang kepada Indonesia. Kelompok ini terkenal dengan nama Inter Governmental Group on Indonesia atau IGGI. Setelah terjadi ketegangan dengan pemerintah Belanda, dan mengeluarkannya, nama kelompok negara- negara donor tanpa Belanda menjadi Consultative Group on Indonesia atau CGI.
Setelah tahap konsolidasi dilampaui, pemerintah mulai dengan program
meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Dari pihak pemerintah,
pemompaan daya beli pada masyarakat dilakukan melalui pembangunan infra
struktur secara besar-besaran. Investasi dari sektor swasta, baik yang domestik
maupun asing dipacu dengan berbagai insentif seperti yang tertuang di dalam
Undang-Undang nomor 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA)
dan Undang-Undang nomor 6 tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN).Pemerintah orde baru dapat melakukan pembangunan ekonomi dengan stabilitas politik yang kokoh. Stabilitas politik diserahkan kepada ABRI, yang
memberlakukan security approach, sedangkan pembangunan ekonomi
diserahkan kepada para profesional, yang kebanyakan bukan politisi. Dengan
bantuan dari lembaga-lembaga internasional, baik dalam nasihat maupun
dukungan dana, pembangunan selama orde baru telah membuahkan hasil yang
gemilang.
meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Dari pihak pemerintah,
pemompaan daya beli pada masyarakat dilakukan melalui pembangunan infra
struktur secara besar-besaran. Investasi dari sektor swasta, baik yang domestik
maupun asing dipacu dengan berbagai insentif seperti yang tertuang di dalam
Undang-Undang nomor 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA)
dan Undang-Undang nomor 6 tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN).Pemerintah orde baru dapat melakukan pembangunan ekonomi dengan stabilitas politik yang kokoh. Stabilitas politik diserahkan kepada ABRI, yang
memberlakukan security approach, sedangkan pembangunan ekonomi
diserahkan kepada para profesional, yang kebanyakan bukan politisi. Dengan
bantuan dari lembaga-lembaga internasional, baik dalam nasihat maupun
dukungan dana, pembangunan selama orde baru telah membuahkan hasil yang
gemilang.
Pertumbuhan ekonomi antara tahun 1970 sampai tahun 1996 berfluktuasi
antara yang paling rendah 2,25 % di tahun 1982, 2,26 % di tahun 1985 dan 3,21 %
di
tahun 1986. Pertumbuhan pernah mencapai 14,6 % di tahun 1987 yang
merupakan perkecualian. Pada umumnya pertumbuhan berfluktuasi antara 6
sampai 8 %. Pertumbuhan rata-rata dari 1969 sampai 1997 adalah 6,9 %. Ini
adalah sebuah prestasi yang mengagumkan banyak negara-negara maju dan
lembaga-lembaga internasional. Dengan pertumbuhan penduduk yang rata-rata 2
% setahun, pertumbuhan pendapatan nasional per kapita mengalami kemajuan
dari $ 76,- di tahun 1971 menjadi $ 1.136 di tahun 1996.
tahun 1986. Pertumbuhan pernah mencapai 14,6 % di tahun 1987 yang
merupakan perkecualian. Pada umumnya pertumbuhan berfluktuasi antara 6
sampai 8 %. Pertumbuhan rata-rata dari 1969 sampai 1997 adalah 6,9 %. Ini
adalah sebuah prestasi yang mengagumkan banyak negara-negara maju dan
lembaga-lembaga internasional. Dengan pertumbuhan penduduk yang rata-rata 2
% setahun, pertumbuhan pendapatan nasional per kapita mengalami kemajuan
dari $ 76,- di tahun 1971 menjadi $ 1.136 di tahun 1996.
Sejak tahun 1970, inflasi terrendah adalah di tahun l985 sebesar 4,7 %,
dan
inflasi tertinggi di tahun 1974 sebesar 40,6 %, dengan rata-rata inflasi
sebesarl2,26 % Kalau sejak tahun 1974, ekspor migas selalu di atas 70 % dari keseluruhan ekspor, dan bahkan pernah mencapai 82,4 % di tahun 1982, maka sekarang, di tahun 1996 ekspor minyak bumi dan gas alam hanya merupakan 23,5 % saja dari keseluruhan ekspor. Ini berarti bahwa ketergantungan kita pada migas sangat
berkurang. Dengan produksi migas yang tidak menyusut, perbandingan ini
menunjukkan betapa industrialisasi telah meningkat pesat. Di tahun 1968 sumbangan sektor pertanian terhadap pembentukan PDB adalah 51
%, sedangkan sumbangan industri manufaktur hanya 8,5 %. Dengan produksi
pertanian yang tidak menyusut, sumbangan sektor industri manufaktur terhadap
pembentukan Produk Domestik Bruto di tahun 1996 sudah meninggalkan sektor
pertanian, karena sudah merupakan 25,5 %, sedangkan sumbangan sektor
pertanian 16,5 %. Ini berarti bahwa perekonomian telah mengalami modernisasi
dan transformasi dari berat pertanian pada berat industrialisasi, tanpa
pertaniannya menjadi lemah. Target pemerintah meningkatkan industrialisasi berdasarkan atas pertanian yang kuat telah menunjukkan hasil yang menggembirakan.
inflasi tertinggi di tahun 1974 sebesar 40,6 %, dengan rata-rata inflasi
sebesarl2,26 % Kalau sejak tahun 1974, ekspor migas selalu di atas 70 % dari keseluruhan ekspor, dan bahkan pernah mencapai 82,4 % di tahun 1982, maka sekarang, di tahun 1996 ekspor minyak bumi dan gas alam hanya merupakan 23,5 % saja dari keseluruhan ekspor. Ini berarti bahwa ketergantungan kita pada migas sangat
berkurang. Dengan produksi migas yang tidak menyusut, perbandingan ini
menunjukkan betapa industrialisasi telah meningkat pesat. Di tahun 1968 sumbangan sektor pertanian terhadap pembentukan PDB adalah 51
%, sedangkan sumbangan industri manufaktur hanya 8,5 %. Dengan produksi
pertanian yang tidak menyusut, sumbangan sektor industri manufaktur terhadap
pembentukan Produk Domestik Bruto di tahun 1996 sudah meninggalkan sektor
pertanian, karena sudah merupakan 25,5 %, sedangkan sumbangan sektor
pertanian 16,5 %. Ini berarti bahwa perekonomian telah mengalami modernisasi
dan transformasi dari berat pertanian pada berat industrialisasi, tanpa
pertaniannya menjadi lemah. Target pemerintah meningkatkan industrialisasi berdasarkan atas pertanian yang kuat telah menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Sejak tahun 1970, ekspor non migas mengalami kenaikan dari $ 475,- juta
di
tahun 1966 menjadi $ 38,093 milyar di tahun 1996.
tahun 1966 menjadi $ 38,093 milyar di tahun 1996.
Pertumbuhan ekonomi di indonesia ini mencapai 6% tahun ini, menurut BI (
bank Indonesia), ekonomi Indonesia mencapai 5,5-6% pada tahun ini meningkat
menjadi 6-6,5% pada tahun 2011dengan demikian prospek ekonomi indonesia semakin
bagus. perbaikan ekonomi indonesia bersumber dari sisi eksternal sejalan dengan
pemulihan ekonomi global pada saat ini, seperty ekspor yang mencatatat
pertunjukan yang sangat positif, dan lebih baik lagi berbaremgan dengan impor
yang akan lebih baik lagi dan berdapak bagus di dalam amupun di luar negeri.
selain didukung perkembangan ekonomi global dan domestik yang membaik menurut
BI (bank Indonesia) ekonomi tahun depan juga disongkoh konsumsi rumah tangga
yang kuat, peningkatan sektor eksternal, dan peningkatan investasi, kata
Gubernur BI Darma nasution di jakarta.
4.
Faktor-faktor Penentu Prospek
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi,
namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua,
yaitu faktor ekonomi dan faktor non-ekonomi. Faktor ekonomi yang memengaruhi
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber
daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan.Sumber daya
alam yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan
iklim/cuaca, hasil hutan, tambang dan hasil laut sangat memengaruhi pertumbuhan
industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi.
Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan
mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut
juga sebagai proses produksi).
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional
melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan
pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas
penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.Sementara itu, sumber
daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan
modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya
modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan
kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas.Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang
ada di masyarakat, keadaan politik, kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan
berlaku.
5.
Perubahan Struktur Ekonomi
Ada beberapa
faktor yang menentukan terjadinya perubahan struktur ekonomi antara lain :
·
Produktivitas tenaga kerja per sektor secara keseluruhan
·
Adanya modernisasi dalam proses peningkatan
nilai tambah dari bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi.
·
Kreativitas dan penerapan teknologi yang
disertai kemampuan untuk memperluas pasar produk/jasa yang dihasilkannya.
·
Kebijakan pemerintah yang mendorong pertumbuhan
dan pengembangan sektor dan komoditi unggulan
·
Ketersediaan infrastruktur yang menentukan
kelancaran aliran distribusi barang dan jasa serta mendukung proses produksi.
·
Kegairahan masyarakat untuk berwirausaha dan
melakukan investasi secara terus-menerus
·
Adanya pusat-pusat pertumbuhan baru yang muncul
dalam wilayah daerah
·
Terbukanya perdagangan luar daerah dan luar
negeri melalui ekspor-impor
Struktur
perekonomian adalah besar share lapangan usaha terhadap total PDRB baik atas
dasar harga yang berlaku maupun harga konstan. Dengan mengetahui struktur
perekonomian, maka kita dapat menilai konsentrasi lapangan usaha yang sangat
dominan pada suatu daerah. Biasanya terdapat hubungan antara lapangan usaha dan
penduduk suatu daerah. Menurut Teori Lewis, perekonomian suatu daerah harus
mengalami transformasi struktural dari tradisional ke industri, yang
ditunjukkan dengan semakin besarnya kontribusi sektor non pertanian dari waktu
ke waktu terhadap total PDRB.
Dalam
kaitannya dengan transformasi struktural, beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian adalah : Pertama, kenaikan riil share pada sektor primer dapat saja
dipahami apabila diikuti dengan peningkatan produktvitas yang ikut membawa
dampak positif pada upah rata-rata, khususnya di sektor pertanian. Kedua, perlu
diupayakan peningkatan nilai tambah pada sektor sekunder, yakni industri
pengolahan, khususnya industri skala kecil dan menengah yang dibangun dengan
basis pertanian. Hal ini mengandung arti bahwa industri yang hendak dikembangkan
harus dapat mendorong dan menyerap hasil dari sektor pertanian. Ketiga,
berkenaan dengan sektor tersier, hendaknya pengembangan sektor perdagangan
harus terus dikembangkan dalam rangka memperluas pasar pada sektor primer dan
sekunder, termasuk perdagangan yang bersifat ekspor (keluar daerah dan ke luar
negeri). Sementara perkembangan sektor hotel, restoran harus dipadukan dengan
pembangunan pariwisata guna menumbuhkan sektor tersebut dan industri pendukung
wisata lainnya, seperti: transportasi, komunikasi, souvenier dan jasa hiburan.
Di samping itu, pengembangan sub sektor tersier yang produktif harus terus
ditingkatkan, misalnya melalui pembangunan pariwisata yang lebih intensif,
transformasi dan revitalisasi sektor informal menjadi sektor formal yang lebih
menekankan skill dan pengetahuan.
Soal Produk
Domestik Bruto, Pertumbuhan & Perubahan Struktur Ekonomi
1.
Apa yang dimaksud dengan PDB (Gross
Domestic Product/GDP)?
a.
Jumlah
nilai dari semua produk akhir barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu
kawasan di dalam periode waktu tertentu
b.
Jumlah nilai dari beberapa produk akhir
barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu kawasan di dalam periode waktu
tertentu
c.
Jumlah uang dari semua produk akhir
barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu kawasan di dalam periode waktu
tertentu
d.
Jumlah nilai dari semua uang akhir
barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu kawasan di dalam periode waktu
tertentu
2.
Untuk dapat meningkatkan pendapatan
nasional, apa menjadi salah satu target yang sangat penting yang harus dicapai
dalam proses pembangunan ekonomi?
a.
Pertumbuhan sosial
b.
Pertumbuhan politik
c.
Pertumbuhan
ekonomi
d.
Pertumbuhan kapital
3.
Dengan kondisi perekonomian yang porak
poranda seperti tergambarkan di atas, pemerintah tidak dapat langsung menyusun
paket pertumbuhan ekonomi sebelum konsolidasi dan rehabilitasi. Yang
pertama-tama ditanggulangi adalah.....
a.
Penekanan pengangguran
b.
Penekanan inflasi.
c.
Penekanan pendapatan
d.
Penekanan pendapatan per kapita
4.
Ada beberapa
faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun pada
hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu...
a.
Faktor ekonomi dan faktor non-ekonomi.
b.
Faktor sosial
dan faktor non-sosial
c.
Faktor ekonomi
dan faktor sosial
d.
Faktor non
ekonomi dan faktor non-sosial
5.
Struktur
perekonomian adalah.......
a.
kecil
share lapangan usaha terhadap total PDRB baik atas dasar harga yang berlaku
maupun harga konstan.
b.
Besar
share lapangan usaha terhadap total PDRB baik atas dasar harga yang berlaku maupun
harga domestik.
c.
Besar share lapangan usaha
terhadap total PDRB baik atas dasar harga yang berlaku maupun harga konstan.
d.
Besar
share lapangan usaha terhadap total uang baik atas dasar harga yang berlaku
maupun harga konstan.
Referensi:
kuswanto.staff.gunadarma.ac.id