Mengolah Sampah Jadi
Uang
Bisnis
bisa datang darimana saja jika kita pintar mengambil peluang. Bahkan bisnis
bisa saja datang dari Tempat Pembuangan Umum yang biasa menampung sampah dalam
jumlah besar. Disini saya akan memberikan sebuah panduan dalam mengeruk
keuntungan dari bisnis pengolahan sampah.
1. Sampah dan Pengolahannya
Tempat
pembuangan sampah yang semakin terbatas, tak jarang membuat masyarakat bingung
harus membuang sampah kemana lagi. Tidak sedikit yang mengatakan bahwa sampah
bahan organik dan nonorganik tidak dapat digunakan kembali. Padahal jika kita
cermati dan dapat mengambil peluang yang ada, sampah justru dapat menghasilkan
banyak uang bagi kita. Kita dapat memakai istilah 3R (Reduce, Reuse, dan
Recycle) untuk menghasikan uang/profit. Yang kita lakukan hanya memilih jenis
sampah yang bisa dikumpulkan, dijual, dan diolah kembali. Tetapi secara umum
pengolahan sampah diperkotaan dilakukan melalui tiga tahap kegiatan, yaitu:
pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir/pengolahan. Pada tahap
akhir/pengolahan, sampah akan mengalami pemrosesan, baik secara fisik, kimiawi,
maupun biologis.
Ada 2 proses
pembuangan akhir, yaitu open dumping
(penimbunan secara terbuka) dan sanitary
landfill (pembuangan secara sehat). Pada sistem open dumping, sampah ditimbun secara bergantian dengan tanah sebagai
lapisan penutupnya. Sedangkan pada sistem sanitary
landfill sama seperti open dumping tetapi lapisan bawahnya
diberi plastik atau penyanggah agar tidak mencemari tanah dan ditutup oleh
plastik dan barulah ditimbun oleh tanah. Berbeda halnya dengan diluar
negeri/negara yang sudah maju mereka menggunakan Teknologi pembakaran (incinerator). Dengan menggunakan
teknologi tersebut dapat mengurangi volume sampah dari sumbernya hingga 75-80%
tanpa proses pemilahan dan banyak lagi kelebihannya.
Alternatif
pengolahan sampah harus bisa menangani semua masalah pembuangan sampah. Mendaur
ulang semua sampah dan mengembalikannya ke perekonomian masyarakat atau ke alam
adalah salah satu alternatif yang sangat menjanjikan, baik bagi terciptanya
lingkungan yang bebas sampah maupun bagi peningkatan perekonomian masyarakat.
Daur ulang juga akan mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam. Daripada
terus berkutat dengan jumlah sampah yang terus meningkat, menimimalisasi sampah
tampaknya bisa dijadikan prioritas utama.
Berikut adalah
prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah dengan istilah 3R
yaitu:
1. Reduce (mengurangi): sebisanya mungkin meminimalisasikan
barang atau material yang kita pergunakan. Misalnya, kita selalu menggunakan
kantong plastik setiap kali kita belanja, untuk mengatasi hal tersebut kantong
plastik belanjaan digantikan dengan bahan yang ramah lingkungan, seperti
kantong anyaman dari daun pandan/tas bahan.
2. Reuse (menggunakan kembali): sebisa
mungkin memilih barang-barang yang dapat dipakai kembali. Hindari pemakaian
barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang).
3. Recycle (mendaur ulang): sebisa
mungkin, barang yang sudah tidak berguna didaur ulang kembali. Contohnya sampah
plastik menjadi suvernir, sampah kertas menjadi keramik dan mainan miniatur.
Dari ketiga
prinsip diatas saya akan membahas prinsip daur ulang (recycle) yang tidak hanya
mengurangi volume sampah, tetapi juga menciptakan sebuah usaha yang menjanjikan
yang akan memberikan banyak keuntungan. Namun, sebelumnya kita harus tahu
terlebih dahulu apa saja bahan material yang dapat didaur ulang. Dari jenis
sampah organik, kita bisa mendaur ulang:
·
Sampah
rumah tangga (sampah sisa kegiatan rumah tangga) contohnya: sayuran dan
buah-buahan, makanan busuk.
·
Sampah
halaman, misalnya daun-daun kering yang jatuh dari pohonnya.
Sedangkan sampah
anorganik:
·
Botol bekas kecap, saus, dan sebagainya,
terutama gelas atau kaca yang tebal.
·
Kertas, terutama kertas bekas, koran, majalah,
kardus, kecuali kertas yang berlapis (minyak atau plastik).
·
Logam bekas wadah minuman ringan, besi, rangka
beton.
·
Plastik bekas wadah shampoo, pasta gigi,
deterjen, dsb.
2. Usaha Daur Ulang Kertas
Banyak sekali
cara memanfaatkan sampah menjadi uang, saya akan mengambil salah satu contoh
memanfaatkan sampah kertas dengan cara mendaur ulang kertas. Tidak banyak orang
yang bertindak ketika tumpukan kertas semakin banyak dan memenuhi gudang
sebelum akhirnya dibuang ke tempat sampah. Tapi, ditangan orang kreatif, kertas
tersebut dapat dimanfaatkan kembali dengan cara mendaur ulang kertas tersebut.
Kertas tersebut dapat dijadikan amplop, kertas daur ulang lebih ringan
dibandingkan kertas biasa, dan sebagainya. jika kita mengambil usaha mendaur
ulang kertas, usaha ini memiliki biaya produksi yang rendah karena bahan
bakunya adalah sampah. bahan baku ini tidak harus membeli, cukup
mengumpulkannya disetiap rumah.
a. Pengolahan Kertas Daur Ulang
(a) Alat-alat yang harus dipersiapkan dan
digunakan dalam pembuatan kertas daur ulang:
(i) Blender, berfungsi untuk menghancurkan
kertas menjadi bubur kertas.
(ii) Bingkai cetakan/screen dengan kerapatan
36 atau 38; terdiri dari 2 bingkai dengan ukuran yang sama. salah satu bingkai
dilapisi dengan kain kasa.
(iii) Ember kotak, berfungsi untuk
pencampuran bubur kertas dengan air, sekaligus wadah pencetakan.
(iv) Alas cetak/tripleks.
(v) Spons penghisap
(vi) Gelas penakar
(vii)
Alat
press
(viii) Kompor dan Panci
(ix) Alu dan lumpang, untuk menumbuk
berbagai serat agar lebih halus
(x) Sendok kayu
(xi) Pisau dan gunting
(xii) Saringan teh besar
(xiii) Kain lap
(b) Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan
kertas daur ulang:
(i) Kertas bekas, dipilih sesuai jenisnya
(kertas koran, karton, HVS)
(ii)
Pewarna
alam terdiri dari: Kunyit (kuning), kulit bawang (cokelat), pandan
suji(hijau pekat), pandan wangi(hijau muda), biji kesumba(orange), serutan kayu
nangka (kuning), sirih (merah kecoklatan), daun pisang kering (coklat
keabu-abuan), rumput putri malu (lembayung)
(iii)
Serat
pengisi adalah bahan2 yang dapat ditambahkan ke dalam campuran bubur kertas
sehingga kertas lebih bertekstur. Dapat berupa bunga-bungaan, serat pandan
wangi dan serat batang pisang.
b. Pembuatan kertas
(a)
Kertas disobek-sobek kecil-kecil direndam
minimal 12 jam agar serat-seratnya lunak. Bisa juga di rebus untuk mempercepat
proses penyerapan.
(b)
Lalu kertas dihancurkan dengan blender
(c)
Selanjutnya, dapat dilakukan proses pencucian
untuk mengurangi kadar asamnya dengan cara menyaring bubur kertas pada kain
yang agak lebar dan meletakannya di atas ember berisi air. Dengan begitu kita
dapat memisahkan potongan-potongan kertas yang mungkin belum hancur.
(d)
Lalu bubur kertas dicampurkan dengan bahan pewarna
alam yang sebelumnya sudah disiapkan. Selanjutnya dapat dilakukan perebusan
untuk mendapatkan pencampuran warna yang lebih jelas/terang.
(e)
Lalu bubur kertas dicampurkan serat dari pelepah
pisang yang ditumbuk dan direbus selama
1 jam untuk melunakan seratnya dan
ditumbuk kembali hingga halus, lalu dicampurkan sedikit demi sedikit ke dalam
bubur kertas sambil terus diaduk hingga rata.
(f)
Lalu masukkan bubur kertas yang sudah dicampur dengan
serat ke dalam ember kotak. Perbandingan antara jumlah air dan bubur kertas 4:1
(4 bagian air dan 1 bagian bubur kertas)
(g)
Masukkan bingkai cetakan dengan posisi bingkai
yang memakai kain kassa berada dibawah dan bingkai kosong dibagian atas sisi
kain kassa. Atur posisi bingkai cetak agar datar dan sejajar dengan permukaan
air. Kemudian angkat bingkai tersebut dengan hati-hati dalam posisi datar.
Bubur kertas akan tercetak di permukaan bingkai dengan bentuk seperti selembar kertas basah
(h)
Angkat bingkai penutup dengan cepat, jangan
sampai airnya memerciki lembaran kertas yang masih basah. Kemudian, tiriskan
dalam posisi miring sekitar 30 derajat hingga airnya tinggal sedikit.
(i)
Lalu dipindahkan ke alas cetak dan dikeringkan.
(j)
Masa penjemuran dapat juga diselingi dengan
pengepressan sewaktu kertas belum kering. Caranya dengan melapisi setiap lembar
kertas dengan kain dan tumpuk sampai beberapa lapis. Kemudian, letakkan di
antara papan press, lakukan selama kira-kira 10 menit. Jika sudah kering,
kertas dipress selama 1 jam.
(k)
Lalu jadilah kertas daur ulang.
c. Pengelolaan Usaha Kertas Daur Ulang
(a) Modal
Modal yang
harus dikeluarkan untuk usaha kertas daur ulang sangat tergantung pada
besar-kecilnya skala usaha.Untuk usaha kertas daur ulang rumahan tanpa menyewa tempat,
modalnya sebesar Rp1.500.000 sampai Rp2.000.000 sudah cukup untuk proses
produksi. Namun, jika kita berniat untuk membesarkan usaha tersebut dan menyewa
tempat untuk proses pembuatannya, maka modalnya akan bertambar antara
Rp10.000.000 sampai Rp20.000.000. Pengeluaran paling besar dialokasikan untuk
pembelian bahan baku dan mesin. Untuk mesin penghancur kertas dengan ukuran
besar, kita harus mengeluarkan dana sampai kisaran Rp15.000.000
(b) Pembiayaan
Keterangan
|
Nilai (Rp)
|
Biaya Tetap
|
|
Sewa tempat usaha
Rp5.000.000 : 12 =
|
420.000
|
Depresiasi peralatan
Rp575.000 : 12 =
|
48.000
|
Biaya variabel
|
|
Biaya listrik
|
300.000
|
Biaya telepon
|
200.000
|
Upah pekerja (6 orang
x Rp650.000)
|
3.900.000
|
Biaya angkut
|
500.000
|
Biaya pembelian bahan baku (sampah kertas)
|
500.000
|
Total Biaya
|
5.868.000
|
Dengan omset ±Rp25.000.000 per bulan, kita akan
mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp19.132.000 jika modalnya Rp20.000.000,
maka dalam waktu dua bulan kita sudah bisa balik modal.
(c) Penyaluran/Distribusi
Kita dapat menjualnya di supermarket atau kita membuat workshop
sendiri, menitipkan produk kita ke toko-toko dengan sistem pembayaran bagi
hasil 70% dan 30%.
Sebenarnya masalah sampah tidak akan
serumit ini jika semua orang mengerti cara mengatasinya dan mengurangi pembuangan
yang berlebihan dengan menggunakan barang yang tahan lama dan bisa mengambil
peluang dari sampah bagi orang-orang memiliki tangan yang kreatif.
Sumber:
Buku Cara Mengolah Sampah Menjadi Uang karya Gugun Gunawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar