Kamis, 06 November 2014

tugas bisnis pos 2 Mengolah Sampah Menjadi Uang



Mengolah Sampah Jadi Uang

                Bisnis bisa datang darimana saja jika kita pintar mengambil peluang. Bahkan bisnis bisa saja datang dari Tempat Pembuangan Umum yang biasa menampung sampah dalam jumlah besar. Disini saya akan memberikan sebuah panduan dalam mengeruk keuntungan dari bisnis pengolahan sampah.
1.       Sampah dan Pengolahannya
Tempat pembuangan sampah yang semakin terbatas, tak jarang membuat masyarakat bingung harus membuang sampah kemana lagi. Tidak sedikit yang mengatakan bahwa sampah bahan organik dan nonorganik tidak dapat digunakan kembali. Padahal jika kita cermati dan dapat mengambil peluang yang ada, sampah justru dapat menghasilkan banyak uang bagi kita. Kita dapat memakai istilah 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) untuk menghasikan uang/profit. Yang kita lakukan hanya memilih jenis sampah yang bisa dikumpulkan, dijual, dan diolah kembali. Tetapi secara umum pengolahan sampah diperkotaan dilakukan melalui tiga tahap kegiatan, yaitu: pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir/pengolahan. Pada tahap akhir/pengolahan, sampah akan mengalami pemrosesan, baik secara fisik, kimiawi, maupun biologis.

Ada 2 proses pembuangan akhir, yaitu open dumping (penimbunan secara terbuka) dan sanitary landfill (pembuangan secara sehat). Pada sistem open dumping, sampah ditimbun secara bergantian dengan tanah sebagai lapisan penutupnya. Sedangkan pada sistem sanitary landfill  sama seperti open dumping tetapi lapisan bawahnya diberi plastik atau penyanggah agar tidak mencemari tanah dan ditutup oleh plastik dan barulah ditimbun oleh tanah. Berbeda halnya dengan diluar negeri/negara yang sudah maju mereka menggunakan Teknologi pembakaran (incinerator). Dengan menggunakan teknologi tersebut dapat mengurangi volume sampah dari sumbernya hingga 75-80% tanpa proses pemilahan dan banyak lagi kelebihannya.

Alternatif pengolahan sampah harus bisa menangani semua masalah pembuangan sampah. Mendaur ulang semua sampah dan mengembalikannya ke perekonomian masyarakat atau ke alam adalah salah satu alternatif yang sangat menjanjikan, baik bagi terciptanya lingkungan yang bebas sampah maupun bagi peningkatan perekonomian masyarakat. Daur ulang juga akan mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam. Daripada terus berkutat dengan jumlah sampah yang terus meningkat, menimimalisasi sampah tampaknya bisa dijadikan prioritas utama.

Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah dengan istilah 3R yaitu:
1.       Reduce (mengurangi): sebisanya mungkin meminimalisasikan barang atau material yang kita pergunakan. Misalnya, kita selalu menggunakan kantong plastik setiap kali kita belanja, untuk mengatasi hal tersebut kantong plastik belanjaan digantikan dengan bahan yang ramah lingkungan, seperti kantong anyaman dari daun pandan/tas bahan.
2.       Reuse (menggunakan kembali): sebisa mungkin memilih barang-barang yang dapat dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang).
3.       Recycle (mendaur ulang): sebisa mungkin, barang yang sudah tidak berguna didaur ulang kembali. Contohnya sampah plastik menjadi suvernir, sampah kertas menjadi keramik dan mainan miniatur.
Dari ketiga prinsip diatas saya akan membahas prinsip daur ulang (recycle) yang tidak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga menciptakan sebuah usaha yang menjanjikan yang akan memberikan banyak keuntungan. Namun, sebelumnya kita harus tahu terlebih dahulu apa saja bahan material yang dapat didaur ulang. Dari jenis sampah organik, kita bisa mendaur ulang:
·         Sampah rumah tangga (sampah sisa kegiatan rumah tangga) contohnya: sayuran dan buah-buahan, makanan busuk.
·         Sampah halaman, misalnya daun-daun kering yang jatuh dari pohonnya.

Sedangkan sampah anorganik:
·         Botol bekas kecap, saus, dan sebagainya, terutama gelas atau kaca yang tebal.
·         Kertas, terutama kertas bekas, koran, majalah, kardus, kecuali kertas yang berlapis (minyak atau plastik).
·         Logam bekas wadah minuman ringan, besi, rangka beton.
·         Plastik bekas wadah shampoo, pasta gigi, deterjen, dsb.

2.       Usaha Daur Ulang Kertas
Banyak sekali cara memanfaatkan sampah menjadi uang, saya akan mengambil salah satu contoh memanfaatkan sampah kertas dengan cara mendaur ulang kertas. Tidak banyak orang yang bertindak ketika tumpukan kertas semakin banyak dan memenuhi gudang sebelum akhirnya dibuang ke tempat sampah. Tapi, ditangan orang kreatif, kertas tersebut dapat dimanfaatkan kembali dengan cara mendaur ulang kertas tersebut. Kertas tersebut dapat dijadikan amplop, kertas daur ulang lebih ringan dibandingkan kertas biasa, dan sebagainya. jika kita mengambil usaha mendaur ulang kertas, usaha ini memiliki biaya produksi yang rendah karena bahan bakunya adalah sampah. bahan baku ini tidak harus membeli, cukup mengumpulkannya disetiap rumah.
a.       Pengolahan Kertas Daur Ulang
(a)    Alat-alat yang harus dipersiapkan dan digunakan dalam pembuatan kertas daur ulang:
(i)     Blender, berfungsi untuk menghancurkan kertas menjadi bubur kertas.
(ii)   Bingkai cetakan/screen dengan kerapatan 36 atau 38; terdiri dari 2 bingkai dengan ukuran yang sama. salah satu bingkai dilapisi dengan kain kasa.
(iii) Ember kotak, berfungsi untuk pencampuran bubur kertas dengan air, sekaligus wadah pencetakan.
(iv)  Alas cetak/tripleks.
(v)    Spons penghisap
(vi)  Gelas penakar
(vii)                        Alat press
(viii) Kompor dan Panci
(ix)  Alu dan lumpang, untuk menumbuk berbagai serat agar lebih halus
(x)    Sendok kayu
(xi)  Pisau dan gunting
(xii)   Saringan teh besar
(xiii) Kain lap

(b)   Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan kertas daur ulang:
(i)     Kertas bekas, dipilih sesuai jenisnya (kertas koran, karton, HVS)
(ii)    Pewarna alam terdiri dari: Kunyit (kuning), kulit bawang (cokelat), pandan suji(hijau pekat), pandan wangi(hijau muda), biji kesumba(orange), serutan kayu nangka (kuning), sirih (merah kecoklatan), daun pisang kering (coklat keabu-abuan), rumput putri malu (lembayung)
(iii)   Serat pengisi adalah bahan2 yang dapat ditambahkan ke dalam campuran bubur kertas sehingga kertas lebih bertekstur. Dapat berupa bunga-bungaan, serat pandan wangi dan serat batang pisang.

b.      Pembuatan kertas
(a)    Kertas disobek-sobek kecil-kecil direndam minimal 12 jam agar serat-seratnya lunak. Bisa juga di rebus untuk mempercepat proses penyerapan.
(b)   Lalu kertas dihancurkan dengan blender
(c)    Selanjutnya, dapat dilakukan proses pencucian untuk mengurangi kadar asamnya dengan cara menyaring bubur kertas pada kain yang agak lebar dan meletakannya di atas ember berisi air. Dengan begitu kita dapat memisahkan potongan-potongan kertas yang mungkin belum hancur.
(d)   Lalu bubur kertas dicampurkan dengan bahan pewarna alam yang sebelumnya sudah disiapkan. Selanjutnya dapat dilakukan perebusan untuk mendapatkan pencampuran warna yang lebih jelas/terang.
(e)   Lalu bubur kertas dicampurkan serat dari pelepah pisang yang ditumbuk  dan direbus selama 1 jam untuk melunakan seratnya  dan ditumbuk kembali hingga halus, lalu dicampurkan sedikit demi sedikit ke dalam bubur kertas sambil terus diaduk hingga rata.
(f)     Lalu masukkan bubur kertas yang sudah dicampur dengan serat ke dalam ember kotak. Perbandingan antara jumlah air dan bubur kertas 4:1 (4 bagian air dan 1 bagian bubur kertas)
(g)    Masukkan bingkai cetakan dengan posisi bingkai yang memakai kain kassa berada dibawah dan bingkai kosong dibagian atas sisi kain kassa. Atur posisi bingkai cetak agar datar dan sejajar dengan permukaan air. Kemudian angkat bingkai tersebut dengan hati-hati dalam posisi datar. Bubur kertas akan tercetak di permukaan bingkai dengan bentuk seperti  selembar kertas basah
(h)   Angkat bingkai penutup dengan cepat, jangan sampai airnya memerciki lembaran kertas yang masih basah. Kemudian, tiriskan dalam posisi miring sekitar 30 derajat hingga airnya tinggal sedikit.
(i)      Lalu dipindahkan ke alas cetak dan dikeringkan.
(j)     Masa penjemuran dapat juga diselingi dengan pengepressan sewaktu kertas belum kering. Caranya dengan melapisi setiap lembar kertas dengan kain dan tumpuk sampai beberapa lapis. Kemudian, letakkan di antara papan press, lakukan selama kira-kira 10 menit. Jika sudah kering, kertas dipress selama 1 jam.
(k)    Lalu jadilah kertas daur ulang.

c.       Pengelolaan Usaha Kertas Daur Ulang
(a)    Modal
          Modal yang harus dikeluarkan untuk usaha kertas daur ulang sangat tergantung pada besar-kecilnya skala usaha.Untuk usaha kertas daur ulang rumahan tanpa menyewa tempat, modalnya sebesar Rp1.500.000 sampai Rp2.000.000 sudah cukup untuk proses produksi. Namun, jika kita berniat untuk membesarkan usaha tersebut dan menyewa tempat untuk proses pembuatannya, maka modalnya akan bertambar antara Rp10.000.000 sampai Rp20.000.000. Pengeluaran paling besar dialokasikan untuk pembelian bahan baku dan mesin. Untuk mesin penghancur kertas dengan ukuran besar, kita harus mengeluarkan dana sampai kisaran Rp15.000.000

(b)   Pembiayaan
Keterangan
Nilai (Rp)

Biaya Tetap

Sewa tempat usaha Rp5.000.000 : 12 =
420.000
Depresiasi peralatan Rp575.000 : 12 =
48.000

Biaya variabel

Biaya listrik
300.000
Biaya telepon
200.000
Upah pekerja (6 orang x Rp650.000)
3.900.000
Biaya angkut
500.000

Biaya pembelian bahan baku (sampah kertas)
500.000
Total Biaya
5.868.000
Dengan omset ±Rp25.000.000 per bulan, kita akan mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp19.132.000 jika modalnya Rp20.000.000, maka dalam waktu dua bulan kita sudah bisa balik modal.
(c)    Penyaluran/Distribusi
Kita dapat menjualnya di supermarket atau kita membuat workshop sendiri, menitipkan produk kita ke toko-toko dengan sistem pembayaran bagi hasil 70% dan 30%.
Sebenarnya masalah sampah tidak akan serumit ini jika semua orang mengerti cara mengatasinya dan mengurangi pembuangan yang berlebihan dengan menggunakan barang yang tahan lama dan bisa mengambil peluang dari sampah bagi orang-orang memiliki tangan yang kreatif.
Sumber: Buku Cara Mengolah Sampah Menjadi Uang karya Gugun Gunawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar