UKM Sop Durian Margonda
Bagi
Anda pecinta durian dan sedang berada disekitar jalan Margonda Raya, Depok tidak
ada salahnnya Anda mengunjungi ke kedai Sop Durian yang berada di kawasan Jalan Margonda No. 1, tepatnya di
lampu merah Ramanda dibagian sebelah kanan jika dari arah ITC. Dan disini saya akan
mengulas seputar Usaha Kecil Menengah (UKM) Sop Duren mulai profil dan sejarah dan
apa saja menu-menu yang ada dikedai tersebut.
- Profil dan Sejarah Usaha Kecil Menengah Sop Durian Margonda
Gendra dan Keuletannya Bangun Bisnis Sop Durian. Gendra adalah pemilik
kedai Sop Durian Margonda, usianya
masih terbilang muda (28 tahun), namun soal keuletan Gendra Krama Putra Santosa
bukan anak kemarin sore. Jatuh bangun sudah dirasakannya saat memutuskan
berwirausaha. Tapi berkat keuletannya, Gendra berhasil bangun bisnis 'Sop
Durian'.
Hobi memang tidak jarang
mengharuskan seseorang untuk mengeluarkan uang lebih demi kegemarannya
tersebut. Namun dengan ide kreatif dan persiapan yang matang, hobi juga dapat
dijadikan ajang bisnis yang menghasilkan uang. Seperti yang dilakukan oleh
Gendra Krama Putra Santosa, pemilik dari kedai 'Sop Durian Margonda' di Jalan
Margonda Raya, Depok, Jawa Barat. Berawal dari kesukaannya memakan buah yang
bernama latin Durio Zibethinus ini, Gendra kemudian memiliki ide untuk
menjadikan hobinya tersebut menjadi lahan untuk mencari nafkah. Setelah muncul
beberapa ide olahan dari buah durian, akhirnya dia pun memutuskan untuk membuat
buah durian ini menjadi sop, yang kala itu di Kota Depok sendiri belum ramai penjual
sop durian semacam ini.
Sebelum membuka kedai
sop durian, alumnus fakultas peternakan IPB lulusan tahun 2005 ini sebenarnya
juga pernah membuka usaha soto betawi, namun sayang usahanya tersebut tidak
berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Akhinya dia pun memutuskan untuk
berhenti berjualan. Masih belum menyerah untuk menjadi wirausahawan, kemudian
dengan bermodalkan uang Rp 20 juta, dia pun memberanikan diri memulai usaha sop
durian sejak November 2010 lalu. Dengan
uang tersebut, dia membeli alat pendingin makanan, mesin kasir, meja, kursi,
berbagai peralatan masak dan peralatan makan, pendingin ruangan, durian serta bahan-bahan
pendukung lainnya. "Sejak awal saya juga hanya coba-coba saja, belum punya
resep khusus dan penyajiannya juga hanya durian ditambahkan es, kemudian ada
ketannya, belum ada variasi menu seperti sekarang," ujarnya saat
berbincang dengan Liputan6.com seperti ditulis Selasa
(14/5/2013).
Pada enam bulan pertama,
kedai sop duriannya masih sepi pembeli. Hal ini karena olahan durian yang dijadikan
sop ini masih terdengar aneh di telinga masyakarat sekitar. Ditambah lagi
ukuran kedainya yang kecil, kurang strategis bahkan cenderung tidak terlihat,
membuat masyarakat tidak tahu akan keberadaan kedai tersebut. Namun lama
kelamaan, dari pembicaraan mulut ke mulut para pembeli yang sudah mencoba sop
tersebut, perlahan-lahan kedainya mulai ramai dikunjungi. "Karena pembeli merasa cocok dan suka
dengan sop buatan saya ini, kemudian mereka memberitahu ke teman-temannya,
akhirnya setelah itu mulai berkembang," jelasnya.
- Bahan Sop Durian berasal dari Sumatra
Untuk
mencukupi kebutuhan akan buah durian, Gendra biasanya harus mendatangkan buah
tersebut minimal dua kali dalam seminggu, yang dalam sekali pengiriman bisa
mencapai 850-1.000 buah. Durian yang biasa digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan sopnya tersebut berasal dari wilayah Palembang, Sumatra Selatan.
Namun bila stok durian hanya sedikit, biasanya dia juga men-supplay dari
wilayah Sidikalang, Medan, Sumatra Utara. "Kurang lebih sekitar 80 persen
kita ambil dari Palembang. Karena rasa manis duriannya menurut saya pas, cocok
dengan lidah masyarakat di sini. Kalau Durian Medan karena terlalu manis,
jadinya malah agak pahit dan wangi terlalu menyengat," lanjut pria asli
Depok tersebut.
Masalah perbedaan asal durian ini ternyata juga mempengaruhi rasa sop nantinya. Menurut Gendra, bagi pelanggan tetapnya yang memang penggemar durian, dapat merasakan perbedaan tersebut. Maka untuk mengatasi hal itu, dia selalu memasang pengumuman pada saat durian yang digunakan bukan jenis durian yang biasa dipakai sebagai bahan baku sopnya. "Dengan begini pembeli menjadi maklum, karena durian kan produk alam, kita tidak bisa menentukan kuantitas atau kualitas rasanya. Kita hanya bisa memilih mana yang paling bagus,”jelasnya.
Masalah perbedaan asal durian ini ternyata juga mempengaruhi rasa sop nantinya. Menurut Gendra, bagi pelanggan tetapnya yang memang penggemar durian, dapat merasakan perbedaan tersebut. Maka untuk mengatasi hal itu, dia selalu memasang pengumuman pada saat durian yang digunakan bukan jenis durian yang biasa dipakai sebagai bahan baku sopnya. "Dengan begini pembeli menjadi maklum, karena durian kan produk alam, kita tidak bisa menentukan kuantitas atau kualitas rasanya. Kita hanya bisa memilih mana yang paling bagus,”jelasnya.
- Omzet
Dalam setiap harinya, Gendra setidaknya membutukan sekitar 30 kilogram daging buah durian untuk menjual sekitar minimal 200 mangkuk bahkan bisa meningkat menjadi 300 mangkuk pada akhir pekan dengan omset sekitar Rp 80 juta per bulan. Pembelinya sendiri kebanyakan merupakan masyarakat sekitar Depok, Bogor dan Jakarta.
- Ingin Fokus Dulu
Untuk
saat ini, Gendra sendiri belum berencana untuk membuka cabang berikutnya.
Karena baginya, bila membuka cabang harus butuh dana dan persiapan yang matang.
Dia hanya ingin fokus untuk lebih mengembangkan kedai yang sudah ditempatinya
sejak pertama kali membuka usaha ini. Sedang untuk membangun franchise, dia
juga merasa masih belum siap, baik dari segi pengetahuan, peralatan, logo,
maupun dana. Namun dia bersedia bila diminta untuk men-supply sopnya tersebut
ke rumah makan atau supermarket yang ingin bekerjasama dengannya. "Kalau
mau bikin franchise, saya masih belum sanggup untuk menjamin ketersediaan
duriannya, karena buah ini tergantung musim. Tetapi kalau hanya menjadi
penyuplai sop duriannya, saya masih sanggup," tukasnya. Untuk jam buka
kedainya pun, Gendra mengaku masih bergantung pada ketersediaan buah durian.
Bila tidak sedang musim durian, dia hanya buka mulai pukul 10.00 pagi hingga
22.00 malam. Namun bila stok durian melimpah, kedai miliknya tersebut bisa buka
hingga 24 jam non-stop. Bahkan dia pun pernah menutup selama beberapa minggu
kedainya tersebut karena tidak mendapatkan stok durian sama sekali. "Bisnis
seperti ini memang sangat bergantung pada ketersediaan bahan baku utamanya,
makanya harus pintar-pintar mengatur perencanaan sebelumnya," ujar pria
kelahiran 30 Juli 1984. Selain masalah ketersediaan stok durian, Gendra juga
dihadapkan masalah lahan usaha. Luas kedai yang terhitung sempit sehingga tidak
mengherankan bila sering terlihat antrian pembeli hingga ke pinggir jalan raya.
Belum lagi masalah lahan parkir kendaraan yang tidak tersedia sehingga dirinya
mengaku sering ditegur olah pihak polisi lalu lintas karena sering dianggap
menyebabkan kemacetan. Kini Gendra sendiri telah memiliki karyawan sebanyak 13
orang yang bekerja dengan sistem shift. Ke depannya, dia juga berharap bisa
menjadi distributor durian untuk lebih mengembangkan bisnisnya tersebut.
- Menu pada kedai Sop Durian Margonda
Gendra
pun mulai berinovasi dengan membuat beragam pilihan menu. Kini dikedainya, ada
sekitar 20 variasi menu seperti:
o
Sop
durian original
o
Sop
durian ketan
o
Sop
durian roti
o
Sop
durian kelapa
o
Sop
durian kacang hijau
o
Sop
durian brownies
o
Sop
durian strowberi
o
Sop
durian stoberi ketan
o
Sop
durian kelapa roti ketan
o
Sop
durian roti ketan
o
Sop
durian rainbow cake, dan masih banyak lagi.
Buah durian yang
dipakai seringnya durian lokal, tapi kalau sedang tidak musim, durian
monthonglah yang dipakai. Dengan harga antara Rp 12.000-Rp
17.000 per porsi. Promosi yang dilakukan Gendra untuk lebih memperkenalkan
usaha tersebut pun terbilang sederhana. Dia hanya mengandalkan media sosial
yang menurutnya memang cara yang paling ampuh menjadi ajang promosi. "Yang
lebih banyak mempromosikan malah pelanggan, mereka yang rajin menulis kesan
melalui BBM, Facebook atau Twitter. Makanya dari situ saya sangat
terbantu," kata pria yang telah memiliki dua buah hati tersebut.
Bagaimana?? Anda tertarik?? Selamat Mencoba!!!
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar